Kepindahan Ikhsan dari SKO ke Pelatnas PBSI tertuang dalam surat keputusan (SK) dengan nomor SKEP/070/0.3/XII/2017 tentang promosi atlet bulutangkis masuk Pelatnas PBSI tahun 2018 yang dilepas langsung oleh Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta.
"Ikhsan merupakan atlet yang masih aktif di kelas 3 SKO Ragunan dan menjadi atlet termuda yang dipanggil pelatnas Cipayung. Ini merupakan sesuatu yang patut disyukuri. Indonesia kedepannya semakin optimistis seakan memiliki pengganti atau regenerasi seperti Taufik Hidayat atau senior-senior sebelumnya," ungkap Isnanta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya di sektor tunggal putra, Ikhsan pun pernah tampil dibeberapa pertandingan ganda campuran yang berpasangan dengan Yasnita Enggira Setiawan. Pria yang baru berusia 17 tahun itu dikenal oleh rekan-rekannya sesama penghuni SKO Ragunan sebagai pebulutangkis muda yang gigih dan disiplin dalam berlatih untuk mengejar prestasi.
Hasil yang dicapai dari kedisiplinannya itu terlihat saat melakoni Malaysia International Junior Open 2017 pada September tahun lalu dengan membawa pulang gelar juara ke Tanah Air pasca menundukkan rekan senegaranya Handoko Yusuf melalui skor 18-21, 21-18, dan 21-14. Sedangkan saat bermain untuk kategori beregu, Ikhsan memiliki kontribusi besar ketika Indonesia tampil menjadi runner up di turnamen Asia Junior Championship 2017, pasca ditundukkan tim Korea Selatan dengan skor tipis 3-2.
Sederet prestasi juara pernah Ikhsan torehkan di beberapa ajang sirkuit nasional bulutangkis, seperti di Jawa Timur (U-19), Jawa Tengah (U-19), Banjarmasin (U-17), dan NTB (U-17), bahkan Ikhsan juga menjadi juara pertama di ajang Kejuaraan Nasional Pertamina Open 2016 (U-19).
"Dari prestasi yang diraih Ikhsan di mana saat ini menduduki posisi empat dunia di junior, sesungguhnya sebuah prestasi yang luar biasa, di mana tiga peringkat diatasnya bukan sulit didapat, karena sama-sama junior tentu sebentar lagi kita akan melihat dia berada di level senior, berarti peringkat empat dunia itu akan terus menanjak hingga teratas," kata Isnanta.
"Tinggal bagaimana nanti potensi yang luar biasa dari seorang Ikhsan ini akan terus dikawal, dijaga dengan baik, sehingga prestasinya mampu melesat. Potensinya sudah ada, karakter bermainnya juga bagus, keunikan serta spesialisasi permainannya yang mirip Taufik Hidayat, merupakan bagian yang harus kita kawal, jangan sampai dipertengahan jalan justru terjadi penurunan," tambahnya.
Isnanta pun mengatakan jika Ikhsan membutuhkan jam terbang di event internasional, sehingga itu merupakan salah satu kelemahan dari atlet kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara itu.
"Kami menargetkan sekitar satu tahun sebanyak 16 kali harus mengikuti event internasional, supaya peringkatnya mampu menembus papan atas dunia. Tentu ini membutuhkan perhatian serius dari PB dan juga pemerintah melalui program prestasinya, kemudian peran sponsor," tegasnya.
"Mari kita sama-sama kuatkan di tiga pilar ini untuk memberikan kesempatan kepada Ikhsan masuk ke kompetisi internasional dengan jumlah minimal tersebut diatas. Dengan demikian, kematangan tersebut terus ditingkatkan mengejar teknik yang sudah tinggi untuk menjadi pemain top dunia," pungkasnya. (ads/rin)