Indonesia Masters 2018 dihelat mulai 23-28 Januari. Ajang itu sekaligus menjadi salah satu ajang Road to Asian Games 2018.
Ajang itu tak menggelar nomor beregu, tidak mengakomodasi atlet di athlete village, sistem katering, transportasi, sudah harus mensimulasikan semua, termasuk komitmen dengan sponsor.
Menjelang kejuaraan, panitia pelaksana melakukan uji coba lapangan pada Jumat (12/1/2018) pagi. Sejumlah atlet klub mencoba dua lapangan yang dipasang di tengah arena.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah ditest beberapa atlet, memang masih perlu penyesuaian lagi, terutama dari kondisi arah angin. Walaupun tidak terlalu mengganggu seperti yang kami khawatirkan di awal," ujar Achmad Budiharto, ketua panitia pelaksana Indonesia Masters, dalam rilis kepada detikSport.
"Istora adalah stadion yang menjadi ikon dan yang sangat dicintai penggemar bulutangkis. Tetapi Istora memang sangat butuh perbaikan untuk memenuhi ekspektasi sebagai venue olahraga terkini. Perbaikan ini telah menjadikan Istora memenuhi harapan tersebut, kami menanti momen-momen bersejarah selanjutnya di Istora," Darren Parks, events director Badminton World Federation (BWF) menimpali.
Selain tribune penonton single seat, Istora juga didukung dengan kekuatan lampu yang lebih tinggi. Panpel juga tak khawatir ada kebocoran.
"Jenis lampu yang dipakai ini adalah LED, tidak ada heating. Walaupun sudah 2000 lumens, tetapi tidak panas, akan membuat pemain lebih nyaman. Di JCC kemarin, kami pakai 1200 lumens tetapi pemain sudah merasa gerah, karena jenis lampunya berbeda. LED terangnya oke dan tidak panas," ujar Budiharto.
"Mudah-mudahan tidak perlu khawatir bocor lagi. Kebocoran ini memang menjadi momok buat gedung-gedung lama, karena stadion yang bocor pasti akan mengganggu jalannya pertandingan," Budiharto menjelaskan.
(fem/din)