Gemdale Corporation, perusahaan properti terkemuka China, memenangi persaingan penawaran tuan rumah WTA Finals untuk 2019 sampai 2028. Mereka sekaligus bersedia untuk membangun venue di pusat kota dengan kapasitas 12 ribu penonton. Hadiah total juga memecahkan rekor, mencapai USD 14 juta atau setara dengan Rp 186,7 miliar alias dua kali lipat dari gelaran di Singapura 2014 sampai 2018.
"Saya mengumumkan kalau kota yang dinamis Shenzhen terpilih sebagai tuan rumah WTA Finals, penyerahan mahkota terakhir WTA, untuk satu dekade ke depan," kata Steve Simon, CEO dan chairman WTA, seperti dikutip situs resmi WTA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Shenzhen sangat menarik, dengan 68 juta penduduknya. Dengan WTA Finals dihelat di sana maka akan menambahkan kekuatan fanbase yang signifikan," Presiden WTA, Micky Lawler, menambahkan.
Shenzhen menjadi kota kesepuluh, dan menjadi yang kedua di Asia, yang menjadi tuan rumah WTA Finals. WTA Finals dimulai di Boca Raton (1972-1973), kemudian pindah ke Los Angeles (1974-1976, 2002-2005), Oakland (1978), New York City (1977, 1979-2000), Munich (2001), Madrid (2006-2007), Doha (2008-2010), Istanbul (2011-2013), dan Singapore (2014-2018).
WTA Finals 2017 mencatatkan jumlah penonton tertinggi dalam empat tahun gelaran itu dihelat di Singapura. Jumlah penonton mencapai 133 ribu fans.
(fem/nds)