Sejak 2014, WTA Finals digelar di Singapura. Pada tahun ini Singapura akan menggelar turnamen elit itu untuk terakhir kalinya pada Oktober mendatang.
"Memberi saya kebahagiaan besar untuk mengumumkan bahwa kota dinamis Shenzhen terpilih sebagai tuan rumah WTA Finals selama satu dekade ke depan," ucap CEO WTA Steve Simon yang dilansir AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan Gemdale, salah satu pengembang real estate terbesar di China, memenangkan bidding-nya. Perusahaan itu berjanji membangun sebuah venue megah di Shenzhen yang mampu menampung hingga 12 ribu penonton dan menggandakan hadiah uang menjadi USD 14 juta (sekitar Rp 185 miliar).
Shenzhen juga rutin menggelar turnamen tenis WTA sejak 2013. Sejumlah petenis top dunia antusias menyambut perpindahan gelaran WTA Finals ke Shenzhen, termasuk petenis Halep.
"Saya tahu partner WTA di Shenzhen akan berhasil menggelar turnamen yang menakjubkan dan berkesan bagi para pemain, fans, dan sponsor. Jadi saya senang sekali kota itu terpilih menggelar WTA Finals," sahut petenis Rumania itu.
WTA Finals adalah kejuaraan tenis putri paling prestisius setelah Grand Slam dan hanya diikuti delapan petenis dengan peringkat teratas dunia di nomor tunggal dan ganda. WTA Finals pertama kali digelar pada 1972 di Florida, dan telah dimainkan di Los Angeles, Oakland, New York, Munich, Madrid, Doha, Istanbul, dan Singapura. (rin/fem)