Indonesia Masters 2017 dijadwalkan bergulir pada Desember. Dengan pertimbangan terlalu mepet dengan Indonesia Masters 2018, BWF memutuskan untuk meniadakannya.
Dengan bergulir lagi, Indoensia Masters juga membawa aroma baru. Selain digelar di Istora Senayan yang baru rampung direnovasi, Indonesia Masters juga telah naik level; dari sebelumnya grand prix gold kini naik levelnya menjadi level dua grade empat setara super series.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tantangan buat pemain-pemain Indonesia yang bertanding nanti," kata Budiharto dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Senin (22/1/2018).
Senada, Kabidbinpres PBSI Susy Susanti juga meminta agar para pemain mewaspadai wakil negara lain. Dia pun menurunkan target, dengan satu gelar juara, meskipun tahun 2016 berhasil meraih dua gelar.
"Saya selalu mengatakan setiap turnamen paling tidak satu gelar dulu deh, syukur-syukur dua gelar. Karena kekuatan dunia saat ini cukup merata," kata Susy di Hotel Sultan Senayan, Senin (22/1/2018).
"Saat ini, mungkin ganda putra dan ganda campuran dinilai punya kans lebih besar, apalagi secara ranking juga mereka menempati posisi atas. Tapi kami juga berharap ada konsistensi untuk naik ke atas pada ganda putri, serta tunggal putra juga sudah menunjukkan satu kemajuan," dia menjelaskan.
Sementara khusus tunggal putri, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini berharap tunggal putri minimal bisa menembus 8 besar.
"Itu dulu deh. Kami juga tak ingin muluk-muluk. Setelah itu naik kembali ke semifinal. Intinya semua by progress saja," dia menambahkan.
(mcy/fem)