Pada pertandingan yang digelar di Istora, Senayan, Jakarta, Sabtu (27/1/2018), Saina sukses mengungguli lawannya dengan skor 21-19 dan 21-19 dalam waktu 39 menit.
Bagi Saina, kemenangan ini menjadi awal yang bagus di tahun ini setelah tahun lalu dia mengalami cedera engkel. Selain itu, pertandingan ini menjadi penyemangat baru karena dalam dua kali pertemuan terakhir dia kalah dari Ratchanok, yakni Indonesia Open 2017 dan Australia Terbuka 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menghadapi Ratchanok yang tengah memiliki kepercayaan diri tinggi sangatlah sulit. Tapi saya yakin bisa mengalahkannya," sambungnya.
Pada laga final yang akan berlangsung Sabtu (28/1/2018), Saina akan bertemu pemenang dari pertarungan antara unggulan satu Tai Tzu Ying dengan He Bingjiao (unggulan delapan dari China). Soal itu, atlet berusia 27 tahun ini tak ingin memikirkannya. Dia ingin melakukan yang terbaik.
"Jika menghadapi Tai Tzu Ying saya kira besok akan menjadi pertandingan yang ketat. Tapi dengan sejak kemarin saya selalu bermain game panjang saya percaya bisa melewatinya. Menang atau kalah tidak masalah yang penting saya sudah bisa hingga sampai di posisi ini. Saya juga senang bisa menjalani semua sampai di final setelah satu tahun," paparnya.
"Saya tidak mau berpikir melawan siapa. Apakah itu Tai Tzu Ying atau Bingjiao. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik di laga nanti," tutup Saina.
(mcy/mrp)