Pada pertandingan semifinal lawan Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi yang berlangsung di Istora, Senayan, Sabtu (27/1/2018), Juhl/Pedersen sejatinya sudah unggul lebih dulu pada gim pertama. Ganda putri nomor dua dunia itu menang 25-23.
Namun setelah itu, sang lawan bangkit. Misaki/Ayaka merebut gim kedua dan memaksa terjadinya rubber game, hingga akhirnya menang. Juhl/Pedersen mesti mengakui kemenangan sang lawan dengan 15-21 dan 16-21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat bermain dengan mereka (Misaki/Ayaka) kami sudah menduga bakal menjadi pertarungan yang sulit dan berat. Kami sudah melakukan semampu kami tapi pada akhirnya kami harus mengaku kalah," kata Pedersen.
Juhl mengatakan hal yang sama. Meski demikian, dia mengaku cukup puas bisa mencapai semifinal.
"Pastinya kami sudah bermimpi untuk bisa mencapai final dan bertanding melawan ganda Indonesia. Itu menjadi tujuan kami. Tapi itu tidak terjadi. Ya, sekali lagi hasil ini menjadi pengalaman hebat buat kami," Juhl mengungkapkan.
"Dan kami senang karena ini menjadi pekan yang baik buat kami. Di Malaysia kami menang, kemudian di sini kami mencapai semifinal dan kami senang," sambungnya.
"Saya pun berharap kami bisa datang kembali ke sini. Berada di Indonesia seperti di rumah sendiri. Semua menyambut kami meski setelah kami merilis buku tapi kami masih merasakan banyak cinta di Indonesia dan saya sangat senang," ungkap Juhl.
Juhl/Pedersen merilis buku berjudul "Det Unikke Makkerskab" yang berarti "Kerja Sama yang Unik" dalam terjemahan bebasnya, pada 2017 lalu. Buku ini mencakup kehidupan mereka di dalam dan luar lapangan, termasuk soal hubungan asmara keduanya. Juhl/Pedersen sudah menjadi pasangan kekasih sejak 2009. (mcy/raw)