Dalam laga final di Istora, Senayan, Sabtu (28/1/2018), Greysia/Apriyani harus mengakui keunggulan wakil Jepang Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi. Mereka kalah dua gim langsung 17-21 dan 12-21.
"Kami harus tetap bisa bersyukur dengan hasil ini," kata Greysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimanapun dari babak awal sampai final, kami berjuang dan selalu ingin menang. Tapi di atas lapangan ada menang dan kalah. Jadi kami mau belajar lagi dan mencoba untuk mereview lagi, serta mencoba lagi ke depannya," tuturnya.
Sementara itu, Apriyani mengaku berada di bawah tekanan sejak awal pertandingan. Hasratnya untuk menang pun menjadi bumerang untuk dia dan rekannya.
"Saya bersyukur untuk hasil ini cuma secara permainan belum maksimal. Saya sendiri belum bisa keluar dari tekanan. Mau menang tapi sekali mati, dua kali mati, jadi bingung sendiri," ucap dia.
"Ya ke depan saya harus belajar untuk mengontrol itu semua. Di lapangan harus jaga fokus dan istirahat di luar lapangannya," katanya.
Kekalahan ini menjadi yang ketiga selama pertemuan dua pasangan ini. Sebelumnya di Jepang Open dan Korea Open 2017, Greysia/Apriyani juga kalah dari lawan yang sama.
"Mereka juara Olimpiade dan punya pengalaman banyak," kata Greysia.
"Mereka sudah tahu up and down. Mereka pernah di atas lama sekali dan mereka pernah di bawah. Mereka sudah tahu iramanya. Begitu juga saat di lapangan, mereka sudah tahu final seperti apa, dari pertandingan kecil sampai besar."
"Jadi itu yang menurut saya pengalaman-pengalaman yang harus saya, terutama Apriyani untuk bisa lebih ambil bekal bahwa main di final itu berbeda apalagi di pertandingan penting," bebernya.
(mcy/krs)











































