Panpel Indonesia Masters Terima Sedikit Keluhan, tapi Masih Ada Catatan

Panpel Indonesia Masters Terima Sedikit Keluhan, tapi Masih Ada Catatan

Mercy Raya - Sport
Minggu, 28 Jan 2018 21:29 WIB
Ajang Indonesia Masters 2018 di Istora, Senayan, Jakarta (Foto: Taufik/detikcom)
Jakarta - Indonesia Masters 2018 rampung digelar. Panitia Penyelenggara mengungkapkan cuma menerima sedikit keluhan, tapi ada beberapa catatan.

Indonesia Master 2018 mulai dihelat sejak 23-28 Januari di Istora, Senayan, Jakarta. Gelaran ini merupakan turnamen pertama yang digelar di Istora setelah direnovasi Desember 2016.

Selain itu, kelas kejuaraan ini juga naik level menjadi Superseries sehingga secara otomatis pebulutangkis-pebulutangkis top dunia hadir ke ajang ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Masters 2018, Ahmad Budiharto, mengucap syukur karena akhirnya turnamen berakhir dengan lancar.

"Alhamdullilah sore ini kejuaraan road to Asian Games Indonesia Masters sudah bisa kami selesaikan. Jika bicara evaluasi memang ada beberapa hal yang menjadi catatan," kata Budiharto, di Media Center Istora, Minggu (28/1/2018).

Budi, panggilan karib Achmad Budiharto, menyoroti tiga hal. Pertama soal venue pertandingan, kemudian sistem pendukung, dan yang terakhir adalah organisasi.


Budiharto mengatakan sejauh ini untuk masalah venue pertandingan seperti lantai, lampu, dan angin sudah terakomodir dengan baik. Artinya secara keluhan dari peserta, wasit, maupun BWF minor complain.

"Dari sisi pengujian lapangan berjalan dengan baik walaupun di awal ada kekhawatiran tentang lampu dan air conditioner. Lampu memang secara lumen kita bisa sampai maksimal 2000 tapi itu hanya di sentral. Sedangkan di pinggir degradasinya masih sangat tinggi karena yang di bagian ujung hanya 1.200," kata Budiharto.

"Sebelumnya yang kami pakai di tengah 2.000 lux sementara yang di bagian pinggirnya hanya turun 10 sampai 15 persen. Memang agak drastis tapi BWF masih terima itu begitu dengan broadcast televisi baik nasional dan internasional masih menerima dengan baik," dia menambahkan.

Panpel Indonesia Masters Terima Sedikit Keluhan, tapi Masih Ada CatatanFoto: Agung Pambudhy


"Lalu angin sudah diatasi dengan pemasangan filter di masing-masing ac. Itu bisa meredam suara dan sirkulasi angin. Dan sampai terakhir komplain terhadap angin sangat minor. Itu artinya tidak ada."

Hal lain yang juga menjadi sorotannya adalah terkait kapasitas penonton yang dinilainya masih jauh dari kata ideal. Terutama sistem nomor kursi di dalam venue, juga kebutuhan media.


"Kami masih mencoba mencari-cari tata letak yang ideal terkait penataan kepentingan broadcasting, penataan pelaksanaan pertandingan. Salah satunya soal media yang letaknya terlalu jauh dengan mixzone. Itu menjadi masukan buat kami," kata Budi.

"Selain itu untuk sistem nomor kursi, kami juga masih mencari format yang baru berapa kebutuhan broadcasting, berapa kebutuhan pelaksanaan pertandingan, dan berapa kebutuhan media, itu yang kami masih meraba-raba."

Catatan terakhir, menurut Budiharto, dari ajang ini adalah datang dari pendukung penonton. Tiga di antaranya adalah terkait fasilitas toilet yang belum berfungsi maksimal, fasilitas tempat beribadah yang terlalu sempit, dan sangat terbatasnya booth-booth tempat makan.

Seperti yang terpantau detikSport, tempat ibadah yang berada di dekat gate penonton cukup menarik perhatian lantaran setiap usai azan beberapa penonton harus antre untuk masuk ke dalam.

Puncaknya di hari terakhir penyelenggaraan. Beberapa penonton bahkan sampai sholat di luar tempat yang disediakan karena sudah tidak ada tempat. Sementara antrean untu wudhu juga semakin mengular.



Suporter Indonesia, Diah, 22 tahun, mengatakan kondisi ini kerap terjadi tatkala azan sholat berkumandang.

"Tempat sholatnya memang kecil. Sudah begitu biasanya yang cowok kan berjamaah makanya harus antre untuk wudhu dan sholatnya," kata perempuan asal Bogor ini.

"Tapi sebenarnya secara keseluruhan dari venue Istora sudah bagus. Kami sebagai penonton juga sudah jauh lebih nyaman sekarang dibanding yang dulu," ungkapnya.

Indonesia Masters sendiri tak hanya memuaskan dari segi penyelenggaraan, melainkan prestasi. Dari satu gelar yang dipatok, Indonesia sukses menyabet dua gelar dari sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, dan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

"Semoga di Indonesia Open kami bisa membuat lay out yang lebih sempurna lagi," Budiharto mengharapkan.



(mcy/cas)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads