Indonesia berada di Grup B Piala Thomas bersama Korea Selatan, Kanada, dan Thailand. Di atas kertas, Korea Selatan menjadi lawan terberat Anthony Sinisuka Ginting dkk. Sementara, Kanada dan Thailand masih mudah dilewati.
Indonesia difavoritkan sebagai juara grup dengan keunggulan ganda putra yang lebih merata, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie juga mulai mampu mengancam pebulutangkis papan atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Inilah Hasil Undian Piala Thomas dan Uber 2018]
Tapi, bukan berarti Indonesia bisa menjadi juara grup dengan mudah. Berkaca hasil kualifikasi Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia di Alor Setar, Malaysia, bulan lalu, skuat Merah Putih harus bertanding hingga partai kelima oleh Korea Selatan.
Jajaran pelatih terpaksa tak menurunkan Anthony di semifinal karena kondisi atletnya yang tidak fit setelah terpeleset di babak perempat final melewan Kazumasa Sakai (Jepang). Pelatih sempat berspekulasi dengan menurunkan Anthony di final. Hasilnya, juara Indonesia Masters itu gagal.
Staf Ahli Binpres PBSI Christian Hadinata mengatakan kejelian pelatih memantau kondisi atlet yang akan diturunkan menjadi hal yang paling pokok. salah-salah mempengaruhi hasil tim.
"Memang pelatih harus betul-betul cermat untuk mengkondisikan para atletnya dalam kondisi prima dan bugar. Jadi yang diturunkan harus benar-benar dalam kondisi fit," imbau kepada detikSport, Jumat (23/3/2018).
Selain itu, kata Christian, pemilihan turnamen yang akan dijalani sebelum Piala Thomas dan Piala Uber juga harus diperhitungkan. Tercatat ada tiga agenda lain sebelum Piala Thomas dan Piala Uber Finals 2018, yaitu Badminton Asia Championships 24-29 April, New Zealand Open 2018 1-6 Mei, dan Australia Open 8 sampai 13 Mei.
"Jadi memang perlu diatur jangan sampai kehabisan tenaga saat Piala Thomas dan Piala Uber," ujarnya menambahkan.
(mcy/fem)











































