Herry Iman Pierngadi, Sosok di Balik Sukses Kevin/Marcus di All England

Herry Iman Pierngadi, Sosok di Balik Sukses Kevin/Marcus di All England

Femi Diah - Sport
Selasa, 03 Apr 2018 09:20 WIB
Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra pelatnas PBSI. (Grandyos Zafna/detikSport)
Jakarta - Herry Iman Pierngadi tak pernah berhenti mencetak ganda putra top dunia. Terkini, tangan dinginnya mencipta Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon.

Final All England 2018 tak bikin Herry, yang duduk di pinggir lapangan, tegang. Dia yakin Kevin/Marcus bakal menang atas musuh bebuyutannya, Mathias Boe/Carsten Mogensen di Arena Birmingham.

"Anaknya saja santai. Saya juga relaks," kata Herry mengenang momen sebelum final All England pada 18 Maret petang WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laga itu bergulir 42 menit. Kepercayaan dirinya terbukti. Kevin/Marcus keluar sebagai juara.

Herry menyambut dengan mengangkat tangan, mengacungkan dua jempol ke arah kamera, kemudian menundukkan kepala. Lirih, dia mengucapkan syukur.

"Saya bahagia. Ini wakil Indonesia terakhir di All England 2018 dan berhasil bawa gelar. Sejak awal saya yakin 100 persen mereka jadi juara," kata Herry usai pertandingan.

[Gambas:Video 20detik]

Kevin/Marcus pun menjadi buah bibir. Memertahankan gelar juara, mereka juga mengulang sejarah yang diciptakan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky menjadi ganda putra Indonesia juara All England dua tahun beruntun.

[Baca Juga: Angka-Angka Menarik dari Sukses Kevin/Marcus Juara All England 2018]
Setelah juara All England ditentukan, tugas Herry di Birmingham pun tuntas. Artinya, dia bisa segera berjumpa dengan istri, Loa Kim Fun, dan ketiga putra putrinya, Stevanus Iman Pierngadi, Cintia Marina, dan Karen Aprilia.

"Itu yang menyenangkan. Biasalah, kan pasangan suami istri kalau ketemu setiap hari akan ada bosannya. Tapi, kalau lama enggak berjumpa kemudian ketemu pasti akan mesra he he he," kata Herry yang sempat tercatat sebagai pelatih PB Tangkas Jakarta itu.

Herry Iman Pierngadi di antara Kevin/Marcus saat tiba di bandara Soekarno Hatta.Herry Iman Pierngadi di antara Kevin/Marcus saat tiba di bandara Soekarno Hatta. (Grandyos Zafna/detikSport)

Kebahagiaan itu bertambah saat mereka tiba di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta dua hari kemudian. Mereka disambut Menpora Imam Nahrawi yang sekaligus membawa bonus. Untuk Kevin dan Marcus, masing-masing diganjar Rp 250 juta. Pelatih kebagian Rp 100 juta.

Bukan soal rencana belanja uang bonus yang ada di pikiran Herry saat itu. Ingatannya justru lari ke belakang. Senyumnya makin lebar kala menghitung deretan anak didiknya yang juara All England makin panjang.

6 Gelar Juara di All England, Diawali Candra/Tony

"Debut saya sebagai pelatih pelatnas utama PBSI dimulai dari All England. Tahun 1999, Candara Wijaya/Tony Gunawan keluar sebagai juara," ujar pelatih 56 tahun itu.

Herry menerima tongkat estafet dari pelatih sebelumnya, Christian Hadinata. Koh Chris, sapaan karib Christian Hadinata, memutuskan untuk mengisi salah satu lini kepengurusan di PP PBSI. Sebagai, ketua bidang pembiaan dan prestasi.

Herry bukan orang baru di pelatnas. Dia pelatih pelatnas pratama sejak 1993. Dia tak hanya bermodal pengalaman sebagai bekas pemain, namun memiliki lisensi dan mengenyam pendidikan diploma di IKIP Jakarta, sekarang Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Jabatan baru itu tak disia-siakan Herry. Dia tak ingin dianggap sebagai pelatih kebetulan. Dia berhasrat membuktikan kalau racikannya benar-benar mujarab.

Khusus di All England, dua tahun berikutnya giliran Tony/Halim Haryanto yang naik podium tertinggi di ganda putra. Malah, kemudian, Candra kembali mengulang sukses di All England pada 2003. Kali ini, dia tampil bersama-sama pemain eksentrik yang menjadi idola Kevin, Sigit Budiarto.

[Baca Juga: Ini Target Besar Kevin dan Marcus di Masa Datang]

Sebelas tahun paceklik gelar, Herry kembali membawa ganda putra Indonesia menjadi juara. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang mendapatkan gelar juara pada 2014.

Gelar All England paling akhir baru saja diraih. Yakni, dengan Kevin/Marcus yang merupakan anak didiknya.

"Tugas saya belum selesai. Setelah ini, Asian Games dan nanti Olimpiade," ujar Herry.


(fem/din)

Hide Ads