Christopher Rungkat: Jadikan Asian Games Batu Loncatan ke Olimpiade

Christopher Rungkat: Jadikan Asian Games Batu Loncatan ke Olimpiade

Mercy Raya - Sport
Kamis, 06 Sep 2018 19:21 WIB
Petenis Indonesia Christopher Rungkat (Foto: Mercy Raya/detikSport)
Jakarta - Petenis Indonesia Christopher Rungkat mewanti-wanti agar pemerintah terus memberi dukungan penuh selepas euforia kesuksesan di Asian Games 2018. Sukses di negeri sendiri mesti jadi batu loncatan ke ajang-ajang berikutnya, termasuk Olimpiade.

Christo, sapaan akrabnya, menjadi salah satu peraih Asian Games 2018 saat berpasangan dengan Aldila Sutjiadi di nomor ganda campuran. Indonesia melampaui target dengan meraih 31 emas saat finis di posisi keempat perolehan medali.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya apresiasi apa yang sudah dilakukan (pemerintah). Tapi balik lagi, target ke depannya apa," kata Christo saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

"Euforia ini cuma sementara. Setelah ini kami harus menetapkan target lagi, mengeluarkan dana lagi, latihan lagi. Jadi mudah-mudahan pemerintah bisa ikut campur dalam pelatihan dan pertandingan. Mudah-mudahan pemerintah sama seperti atletnya yang selalu lapar prestasi."

"Asian Games ini harus dijadikan batu loncatan (stepping stone) untuk ke depannya. Seperti kita ketahui, ada SEA Games dan Olimpiade. Semoga tidak hanya karena hype Asian Games sebagai tuan rumah, kita merasa kenyang. Mudah-mudahan tidak seperti itu. Saya percaya pemerintah juga lapar," ucapnya.

Di Asian Games 2018, tenis sebenarnya tidak diproyeksikan meraih emas. Keberhasilan melampaui harapan membuat Christo dan Aldila kini mulai bersiap membidik Olimpiade.




"Kami memang tidak diekspektasikan mendapat emas. Tapi saya dan Aldila (Sutjiadi) membuktikan kalau bisa dan bola itu bundar. Prestasi itu bisa didapat karena sudah bekerja keras dan berdedikasi," katanya.

"Sekarang untuk masuk otomatis ke Olimpiade, maka rangking saya dan Aldila harus sama-sama di bawah 100 dunia. Kemarin saya 96, sekarang turun lagi. Tapi, kemarin saya sudah bicara dengan Bapak Erick Thohir sebagai perwakilan KOI, ia akan memperjuangkan agar kami bisa mendapatkan wild card di Tokyo," ucap Christo.

Selain wild card, atlet berusia 28 tahun ini juga berharap ada sokongan lain yang diberikan pemerintah untuknya. Terutama mengirim atlet untuk mengikuti turnamen individu, minimal 35 turnamen dalam satu tahun.

"Kalau dibilang dananya, kemarin saja Pak (Menpora) Imam (Nahrawi) sampai terkejut. Tapi memang realitanya seperti itu. Kalau terjun ke profesional dana yang diperlukan tidak sedikit, sekitar 50-80 ribu USD per tahun, dengan dolar sekarang bisa dihitung sendiri. Saya cuma berharap setengah dari jumlah turnamen itu bisa diakomodir pemerintah," harap dia.


(mcy/krs)

Hide Ads