Dari Gunung ke Flushing Meadows, Novak Djokovic Mendaki ke Puncak Lagi

Dari Gunung ke Flushing Meadows, Novak Djokovic Mendaki ke Puncak Lagi

Novitasari Dewi Salusi - Sport
Senin, 10 Sep 2018 12:30 WIB
Novak Djokovic juara Amerika Serikat Terbuka 2018 (Foto: Al Bello/Getty Images)
New York - Jika mengingat bagaimana musim 2018 dimulai, Novak Djokovic tak menyangka akan juara grand slam. Amerika Serikat Terbuka 2018 jadi pembuktian bahwa Djokovic sudah benar-benar bangkit.

Setelah mengakhiri musim 2017 lebih cepat karena cedera siku, Djokovic tak langsung sip di awal 2018. Petenis Serbia itu tersingkir di babak keempat Australia Terbuka setelah dikalahkan wakil Korea Selatan, Chung Hyeon.

Usai terdepak dari Australia Terbuka, Djokovic memutuskan untuk menjalani operasi. Usai operasi, Djokovic meraih serangkaian hasil negatif. Pada Mei 2018, setelah tersingkir di babak kedua Madrid Terbuka, Djokovic melorot ke peringkat 22 dunia yang menjadi ranking terendahnya dalam 12 tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dapat sinyal positif dengan melaju sampai semifinal Italia Terbuka, Djokovic rupanya belum benar-benar kembali ke performa terbaiknya. Di Prancis Terbuka, Djokovic disingkirkan petenis non-unggulan, Marco Cecchinato, di perempatfinal.

Memasuki musim turnamen lapangan rumput, Djokovic semakin membaik. Ia menembus final Queen's Club meski kemudian kalah dari Marin Cilic. Puncaknya, Djokovic menjuarai Wimbledon 2018 setelah sempat absen dari daftar juara grand slam di sepanjang 2017.


Kebangkitan Djokovic rupanya tak berhenti di situ. Ia kemudian menjuarai Cincinnati Masters pada Agustus 2018 untuk melengkapi sembilan gelar ATP Masters 1000 miliknya.

Djokovic lantas menegaskan bahwa ia telah kembali ke level elite dengan menjuarai AS Terbuka. Djokovic mengalahkan Juan Martin del Potro di final dengan skor 6-3, 7-6, 6-3 di Arthur Ashe Stadium, Senin (10/9/2018) pagi WIB, untuk memenangi gelar ketiganya di AS Terbuka sekaligus titel grand slam ke-14.

"Kalau Anda bilang kepada saya di bulan Februari, ketika saya dioperasi, kalau saya akan juara Wimbledon, AS Terbuka, dan Cincinnati, itu akan sulit dipercaya," ujar Djokovic seperti dikutip situs resmi turnamen.

"Tapi di saat bersamaan selalu ada bagian dari diri saya yang membayangkan dan meyakini serta berharap saya bisa kembali ke level tenis yang saya harapkan sesegera mungkin."


Dari Gunung ke Flushing Meadows, Novak Djokovic Mendaki ke Puncak LagiNovak Djokovic juara Amerika Serikat Terbuka 2018 (Foto: Chris Trotman/Getty Images for USTA)
Apa rahasia Djokovic dalam mengembalikan motivasinya? Bukan berkaitan dengan tenis, Djokovic justru menemukan solusi ketika sedang mendaki Gunung Victoire di Prancis bersama sang istri, Jelena.

"Kami cuma melihat dunia dari perspektif itu, menghirup inspirasi baru, motivasi baru. Saya berpikir soal tenis, soal emosi dalam diri saya yang dibangkitkan tenis. Itu semua positif. Saya merasa punya napas baru untuk olahraga ini," tutur Djokovic.

"Setelah operasi, saya berharap kembali ke level tinggi cukup cepat. Tapi, Anda tahu, saya butuh tiga atau empat bulan. Dalam proses itu, saya banyak belajar dari diri saya, belajar sabar, sesuatu yang tak pernah jadi kelebihan saya," imbuhnya.

Jadi juara AS Terbuka 2018, Djokovic akan naik tiga tingkat ke peringkat ketiga ATP. Setelah menjuarai dua grand slam secara beruntun, akankah Djokovic melanjutkan pendakiannya ke nomor satu dunia?

"Ini sangat berarti untuk saya dan saya tidak melihat ada batasnya. Saya tidak melihat ujungnya, jadi saya akan terus melangkah," kata Djokovic.


(nds/fem)

Hide Ads