Butet, panggilan karib Liliyana Natsir, resmi gantung raket di Indonesia Masters 2019. Debby menyusul secepatnya.
Richard tak mampu lagi menahan keinginan Liliyana untuk berhenti. Usia menjadi lawan yang tak bisa dikalahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, mereka memang belum habis usai Olimpiade Rio. Tontowi dan Liliyana berhasil menggondol gelar juara dunia di Glasgow, Skotlandia, 2017.
Niat pensiun tertunda lagi, Tontowi/Liliyana ditugasi tampil di Asian Games 2018. Mereka meraih perunggu.
Kini, keputusan Liliyana tak bisa ditawar lagi. Richard pun dituntut untuk menggodok stok yang ada untuk memunculkan ganda papan atas dunia. Termasuk mencarikan pengganti Butet untuk Tontowi.
"Pusing banget. Tapi memang harus begitu," kata Richard kepada detikSport menyoal kehilangan dua atlet andalannya.
![]() |
"Bukan salah perhitungan. Saya kan pernah uji dengan Gloria (Emanuelel Widjaja) Tapi berjalan itu, Tontowi/Liliyana juara dunia di Glasgow, akhirnya kami target untuk Asian Games. Jadi, Asian Games terakhir. Baru lah mulai perhitungan itu setelah Asian Games. Jadi bukan salah perhitungan tapi telat sedikit. Tapi saya bersyukur pemain muda bisa nyodok (merujuk Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja," dia menjelaskan.
Menurut Richard, Liliyana adalah anak didik yang mudah diajak komunikasi. Selain itum mental juaranya sudah dibawa sejak masuk pelatnas.
"Coba sebutkan siapa pemain putri yang prestasinya sebagus Butet (Liliyana Natsir). Coba sebutkan? Saya pikir satu pun tak ada," kata kakak kandung dari legenda bulutangkis Rexy Mainaky tersebut.
"Selain itu, attitude Liliyana juga bagus. Contohnya saja soal membalas pesan whatsapp. Dia selalu membalas. Kalau pemain lainnya belum tentu. Bisa saja besok pagi atau kapan. Padahal, kita kan selalu memegang handphone," dia menambahkan.
Simak video 'Ayunan Akhir Raket Owi-Butet di Indonesia Open 2018':
(mcy/fem)