Bukan Soal Jonatan Dikalahkan Vito yang Bikin Pusing Pelatih, tapi...

Bukan Soal Jonatan Dikalahkan Vito yang Bikin Pusing Pelatih, tapi...

Mercy Raya - Sport
Selasa, 26 Feb 2019 14:59 WIB
Jonatan Christie harus memaksimalkan waktu tersisa untuk menuju All England 2019. (Pradita Utama/detikSport)
Jakarta - Pelatih tunggal putra pelatnas bulutangkis, Hendry Saputra Ho, menoleransi kekalahan Jonatan Christie dari rekannya, Shesar Hiren Rhustavito, di final Superliga Badminton 2019. Tapi, tidak ada toleransi saat Jonatan kehilangan poin karena kesalahan sendiri.

Jonatan, yang saat ini di posisi kesembilan dunia, kalah dari rekannya, Vito (ke-53 dunia), dalam permainan rubber game di final Superliga 2019 yang berlangsung akhir pekan lalu di Bandung. Unggul lebih dulu, Jonatan harus mengakui keunggulan Vito dan menyudahi laga dengan skor 21-19, 23-25, dan 14-21.

Hendry mengakui kekalahan ini cukup mempengaruhi mental Jonatan. Apalagi, pemilik medali emas Asian Games 2018 itu akan bermain di All England.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kalau ditanya mempengaruhi mental? Ada, karena dia beberapa kali penentu kemenangan. Tapi, kekalahan ini biasa. Vito adalah atlet pelatnas saya juga. Dia punya rahasia menghadapi Anthony (Ginting) dan Jonatan," kata Hendry kepada detikSport, Selasa (26/2/2019).

"Justru yang saya lihat adalah pada angka-angka penting (yang harusnya diambil Jonatan) masih gampang mati sendiri. Kesadaran itu yang harusnya di lapangan (jelang All England) nanti harus bisa diatasi. Tingkat kematangan dia dan lain-lainnya," Hendry menjelaskan.

Dengan situasi itu, Hendry pun harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan mental pemainnya. Dengan All England yang dihelat 6-10 Maret, dia hanya memiliki waktu pendek mendongkrak performa anak asuhnya.

"Kami siapkan dengan tipe permainan dengan kondisi dari segala teknik mental. Tapi, waktunya empat hari memang sedikit sekali karena kami sudah sepekan bertanding di sana. Jadi, (pertama) pulihkan kondisi satu persatu dulu. Yang penting, di sana kondisinya baik dulu," ujar dia.

"Untuk mati dan error pemain harus ada berjuang di sana (supaya tak terulang). Menurut saya pemain harus menyadari juga," Hendry menambahkan.

(mcy/fem)

Hide Ads