Di ajang yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium, 8-14 April itu, Fitri membawa rekor lima kali kalah dari pebulutangkis Thailand itu. Dia bahkan tak bisa memberikan perlawanan dengan selalu kandas dua gim dari Ratchanok, yang kini rangking kedelapan dunia tersebut.
Asisten pelatih pelatna sbulutangkis tunggal putri, Minarti Timur, berharap Fitriani bisa membuat kejutan di Singapura. Fitriani diminta tampil lebih ngotot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sudah berapa kali ketemu, sudah tahu mestinya. Tapi, Ratchanok sudah matang, bukan pesimistis, tapi mesti berusaha coba lagi, berusaha main pola dia, bikin perlawanan yang maksimal saja dulu. Semua pasti mau menang tapi keadaan begini memang Ratchanok lebih matang," kata Minarti kepada detikSport, Senin (8/4/2019).
Pelatih berusia 51 tahun itu menjelaskan jika Fitriani bisa menerapkan pola permainannya dengan baik harusnya mampu mengimbangi Ratchanok.
"Bola belakang Ratchanok matang, bola atasnya juga bagus, jadi bolanya akurat sekali ada di ujung-ujung, tidak seperti biasanya ada di tengah, jadi kualitas bolanya bagus," dia menjelaskan.
"Untuk Fitriani, dengan tipe permainan dia yang reli, memang tetap harus reli dulu, tetap harus bisa tarik ke belakang. Tapi karena terlalu menguras tenaga dan capek terkadang Fitri masih suka buat kesalahan sendiri," dia menjelaskan.
"Memang power-nya harus lebih kuat supaya kalau ada kasus seperti ini bisa lebih bagus. Soalnya dengan power yang kuat biarpun tertekan bisa tetap bisa tarik ke belakang dan dengan kecepatan kaki mereka bisa menyerang balik," dia menambahkan.
Minarti mencontohkan ketika Gregoria yang sukses membuat rapat permainan dengan Ratchanok di Indonesia Terbuka 2018. Gregoria berhasil merebut satu gim, meskipun pada akhirnya kalah 21-11, 17-21, dan 21-14. Menurut dia skor itu menunjukkan tunggal putri Indonesia mencari tahu kelemahan lawan.
"Kami sudah melihat permainan dari video, kelamahannya apa, kekurangan dia apa, tapi tetap dengan pengalaman dan kualitas pukulan dia, ya kita kalah matang. Bola enak kadang mati sendiri, bola menekan berhasil balik menekan api tak tahan, ya kami kalahnya di sana," ujar dia.
"Kami tetap berusaha. Gregoria sudah empat kali, Fitriani sudah lima kali dan selalu kalah. Tapi kalau mau langsung menang ya susah dengan kualitas dan pukulan mereka," ujarnya menambahkan," Minarti menambahkan.
"Bukan berarti meremehkan mereka tapi untuk mengalahkan harus berusaha dulu coba lagi, coba lagi, ya mudah-mudahan Fitri bisa mengeluarkan permainan dia. Bisa rapat permainannya," Minarti mengharapkan.