Gregoria Mariska Tunjung Cs justru tampil di luar harapan setelah Rionny direkrut sebagai pelatnas. Yang paling anyar, tunggal putri habis di babak pertama Australia Terbuka mulai 4-9 Juni.
Padahal, mereka dipatok target minimal mencapai semifinal di turnamen BWF World Tour Super 300 tersebut. Kritikan pun mengalir kepada tunggal putri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seberat apapun komentar mereka (publik) ya ambil positifnya. Ini menjadi evaluasi kami agar semangat saja. Kalau menanggapi kritik dengan emosi, enggak lah. Kritik bagus, asal jangan kata-kata kotor saja, itu yang tak bagus," kata Rionny di Pelatnas PBSI, Cipayung, Selasa (18/6/20019).
Adik dari pelatih pelatnas PBSI ganda campuran, Richard Mainaky, itu malah menyebut tunggal putri, dengan laju seperti yang sudah-sudah, pantas dikritik. satu-satunya gelar yang dituai tahun ini baru dari Fitriani di Thailand Masters.
"Hasil beberapa tahun ini dibilang buruk sekali tidak, meningkat juga enggak, di sini-sini terus. Mentok tak juara," dia menegaskan.
"Tapi, saya juga sudah jarang melihat media sosial karena memang sudah habis waktu. Jadi tidak sempat. Saya hanya dengar dan itu saya catat semua yang kurang-kurang ," lanjut mantan pelatih timnas Jepang ini.
Rionny juga harus segera mengevaluasi aksi Gregoria yang disentil BWF.
"Jatuh sedikit guling, berdiri lambat, kakinya mainnya lambat," ujarnya.
Meski mengkritik, Rionny tetap berharap masyarakat tetap mendukung atletnya apaoun kondisinya. Termasuk saat di Indonesia Terbuka yang berlangsung di Istora, Senayan, 16-21 Juli.
"Ya, harus mendukung mereka, kasih semangat. Kasih suport yang positif, sedikit keras tidak apa-apa yang penting membangun," ujar Rionny.
"Bully tak apa-apa supaya mereka tambah semangat. Tapi sebenarnya tergantung anaknya juga. Kalau dikritik dan masuk ke pikiran mereka tidak apa, jika di-bully dan cuek berarti memang tak mau maju," dia menegaskan.