.webp)
Undian Indonesia Open 2019 tak ramah bagi sektor ganda campuran. Dua pasang anak buah Richard Mainaky itu harus bentrok di awal di turnamen yang dilangsungkan di Istora, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, mulai 16-21 Juli.
"Mungkin undian ini agak kurang baik, kurang beruntung bagi kami. Namun, ini bisa menjadi tolok ukur kami sampai di mana," kata Mentari saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan antara junior dan senior ini menjadi kali kedua setelah Singapore Open 2019. Saat itu, Hafiz/Gloria berhasil merebut kemenangan dengan skor telak 21-7, 21-11.
"Kami memang kemarin (Singapore Open) kalah jauh, tapi kami mau berbenah. Menang atau kalah itu urusan belakangan, tapi kami berusaha memberikan yang terbaik dulu," dia menjelaskan.
"Yang pasti harus fokus karena mereka (Hafiz/Gloria) pemain yang ulet. Mereka punya defense dan serangan kuat. Kami punya wakktu sejak bulan kemarin untuk memperbaiki kesalahan, semoga pertandingan bisa keluar," Mentari menambahkan.
Lagipula, Richard Mainaky, sebagai pelatih juga tak pernah meminta Mentari dan pasangannya Rinov Rivaldy untuk mengalah. Meskipun lawan yang dihadapi merupakan seniornya.
"Kak Icad (Richard Mainaky) itu tak pernah bilang, 'Kamu harus mengalah ya atau apa karena kamu junior'. Kami tidak pernah diminta seperti itu, sebaliknya laga nanti menjadi kesempatan kami sudah sampai mana (kemajuannya)," kata Mentari.
"Dalam arti, harus dibuktikan dan tidak mutlak junior pasti kalah dan senior selalu menang. Jadi harus melakukan yang terbaik," dia melanjutkan.
 |
(mcy/fem)
