Selain itu, kata Richard, hasil yang ditorehkan atletnya menjadi bukti bukan hanya kepada pelatih tetapi musuh bebuyutan mereka.
"Tadi saya baca komentar Zheng Siwei dan partnernya. Mereka bilang, 'kami sudah main bagus, tetapi mereka (Praveen/Melati) bermain lebih baik. Dengan demikian, mereka mengakui itu," Richard menjelaskan.
"Tetapi yang lebih mengena itu, ketika pasangan China yang menjadi lawan Praveen/Melati, tak terkejut bisa juara. Sebab, mereka dinilai punya kualitas dan mampu. Saya pun sudah mengatakan itu sejak lama dan sekarang lawannya yang mengatakan itu langsung. Artinya memang sudah ada bukti," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pulangkan ke diri mereka masing-masing. Tetapi, setelah Praveen bilang kelihatan bicaranya agak lain, malah dia sempat tanya kepada Melati, 'Bagaimana Mel apa rasanya setelah juara? Enak kan?' Nah, ini artinya sudah satu sinyal bahwa Praveen sadar dan lebih dewasa," ujarnya.
Usai Denmark dan French Open 2019, Praveen/Melati persiapan menuju Fuzhou China Open. Turnamen BWF World Tour Super 750 itu berlagsung di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, 5 sampai 10 November. Praveen/Melati akan menghadapi Takuro Hoki/Wakana Nagahara.
Baca juga: Praveen/Melati, Kalian Itu Jago! |
(mcy/fem)