Rionny menjadi pelatih tunggal putri di pelatnas PBSI sejak April 2019. Dia menjadi solusi setelah posisi itu kosong sejak 2016.
Bersama Rionny, Gregoria bisa mencapai perempatfinal BWF World Tour Super 500 Korea Open dan Chinese Taipei Open 2019 level 300. Sementara, sisanya, dia kerap terhenti di babak-babak awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan laju itu, peringkat Gregoria turun. Pemain 20tahun itu sempat mengisi peringkat 13, kemudian menurun menjadi 20, sampai terakhir 27 dunia.
Hasil yang sama diperoleh, Fitriani. Di Denmark, pemain berperingkat 28 dunia itu ditaklukkan pemain China Cai Yan Yan dengan skor kembar 15-21.
Meski begitu, di French Open, Fitri masih lebih baik. Dia berhasil melaju sampai babak kedua sebelum kemudian ditaklukkan He Bing Jiao 21-18, 10-21, 20-22.
"Ya, saya pasti kecewa. Apalagi harapan dari pengurus minta hasil bagus. Image orang kan seperti itu. Saya kembali ke sini (dengan harapan ada perubahan)," kata Rionny di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
"Sialnya undian saat ini juga tidak bagus terus. Tetapi, memang mau main bagus pun akhirnya kalah ya tetap kecewa," dia menambahkan.
Rionny menyadari satu-satunya cara agar pemain tunggal putri bisa melaju jauh adalah dengan memperbaiki kinerja si pemain. Saat ini, atletnya belum memiliki kemauan yang keras dan keyakinan pada diri sendiri.
"Mereka itu kurang yakin. Kalau orang yakin dia pasti percaya diri. Saya di sini bukan berarti mereka jadi langsung bagus, mereka sendiri harus bisa maksimal. Mereka harus siap bukan hanya di latihan tapi di lapangan. Dari mulai angun tidur, sarapan, mereka harus siap, fokus," katanya.
"Anak-anak di sini masih manja. Itu bagian dari disiplin diri. Kami beri program latihan tapi kurang fokus. Di sini mereka banyak berpikir yang lain-lain. Itu yang saya bilang mereka tidak bisa full," dia menjelaskan.
"Ya, kami harus konsisten saya membenahi kebiasaan. Tapi sulit juga masa dari berdoa sampai saya suruh juga?" dia menyesalkan.
Rionny berharap ke depan atletnya bisa berubah. Apalagi, perhitungan kualifikasi Olimpiade hampir selesai.
Di perhitungan poin Olimpiade, Gregoria berada di peringkat 12, sedangkan Fitriani berada di delapan trap dari Gregoria. Dia di peringkat 20.
"Kami tidak boleh putus asa. Harus cari jalan. Jika ada kans ke Olimpiade tentu harus dikejar karena ini empat tahun sekali," dia mengharapkan.
(mcy/fem)