Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mendaftarkan empat pemain tunggal putra ke SEA Games 2019. Yakni, pemilik medali emas SEA Games 2017 Kuala Lumpur Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Vito, dan Firman.
Masalah bagi tim Indonesia ke SEA Games, PBSI tak bisa menurunkan Anthony dan Jonatan dengan pertimbangan prioritas. Mereka lolos ke BWF Finals dan diputuskan untuk tampil di sana. Sebab, BWF Finals menawarkan poin ke Olimpiade 2020 Tokyo.
Untuk kategori beregu, PBSI tetap akan mengandalkan tenaga Jonatan dan Anthony. Bagian ini bertanding lebih dulu, jadi jarak menuju BWF Finals yang bergulir 11-15 Desember dari SEA Games masih cukup lebar. Lagipula, Indonesia bertekad untuk menjaga tradisi emas beregu putra yang tak putus sejak 2007.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena yang didaftarkan harus dua, cuma dua, harus diatur, siapa yang tampil di beregu dan perorangan. Akhirnya, diputuskan Vito dan Firman. Jonatan dan Anthony sudah tidak mungkin untuk tampil di perorangan Mereka harus memilih fokus ke salah satu dan diputuskan BWF Finals dengan orientasi ke olimpiade. Untuk beregu (SEA Games) masih bisa," kata Hendry yang dihubungi detikSport, Selasa (26/11/2019).
Nah, untuk nomor tunggal, mau tak mau tunggal putra hanya akan mengandalkan Vito dan Firman. Hendry menyadari tugas berat yang harus dipikul tunggal putra di SEA Games 2019.
"Saya optimistis meskipun dua-duanya, Vito dan Firman, belum pernah ikut perorangan, kalau untuk turnamen beregu jangan khawatir mereka memiliki pengalaman," ujar Hendry.
"Saya berharap mereka tidak terbebani dengan pikirkan mereka sendiri. Kalau cara main Firman dan Vito, saya tidak khawatir," Hendry menjelaskan.
"Tapi, untuk target, saya akan melihat permainan mereka di nomor beregu lebih dahulu. Kalau beregu oke saya bisa evaluasi di perorangan. Sementara belum dulu ya, nanti tunggu setelah hasil beregu," dia menegaskan.
(fem/nds)