Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mau meraih emas Olimpiade Tokyo. Mereka ingin meneruskan prestasi pendahulunya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Praveen/Melati sudah memastikan tiket kualifikasi Olimpiade tahun depan. Mereka berada di peringkat empat Road to Tokyo. Di pundak merekalah, harapan Indonesia dan PP PBSI diberikan agar tradisi emas multievent olahraga terbesar sejagat raya ini tak hilang.
Sebelumnya, tinta emas berhasil ditorehkan senior mereka Tontowi/Liliyana di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Emas itu menjadi yang pertama sejak ganda campuran di pertandingan pada Olimpiade 1996 Atlanta.
Bagi Praveen, menjadi penerus tongkat estafet Tontowi/Liliyana menjadi tantangan tersendiri. Bersama Melati, dia bertekad untuk mewujudkannya.
"Saya tidak merasa (target emas) itu menjadi beban. Saya memang bilang ke Melati, menuju itu memang tak mudah. Tapi itu bukan beban tapi proses ini yang menjadi tantangan. Karena tradisi emas sudah didapatkan pada 2016 dan saya dengan Melati punya keinginan untuk melanjutkan itu," kata Praveen dalam jumpa pers dengan pewarta, Kamis (11/6/2020), melalui aplikasi zoom.
Keuntungan buat Praveen, dia punya pengalaman tampil di Olimpiade empat tahun lalu. Saat itu, dia berpasangan dengan Debby Susanto dan kalah di babak perempatfinal oleh Tontowi/Liliyana. Pengalaman itu lah yang akan dia bagikan kepada Melati.
"Saya pernah ikut di olimpiade 2016 dan banyak pelajaran yang saya ambil di sana. Jadi untuk di Tokyo tetap jaga motivasi dan fokus, serta mengontrol keinginan. Tapi jangan lose control juga. Prinsipnya, dua hal itu yang harus saya jaga benar," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelumnya, Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin dan pelatih kepala ganda campuran, Richard Mainaky, menyatakan optimisme mereka terhadap Praveen/Melati. Apalagi setelah rententan prestasi yang mereka torehkan di turnamen level besar. Seperti Denmark Open dan French Open 2019, dan terbaru juara All England pada Maret 2020.
(mcy/aff)