Tunggal Putri Indonesia Diyakini Bicara Banyak di SEA Games, asal...

Tunggal Putri Indonesia Diyakini Bicara Banyak di SEA Games, asal...

Mercy Raya - Sport
Kamis, 21 Apr 2022 18:30 WIB
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, memiliki pesan khusus kepada pebulutangkis yang berlaga di All England 2019.
Susy Susanti yakin tunggal putri bisa berbicara banyak di SEA Games 2021. (Foto: detikcom/Agung Pambudhy)
Jakarta -

Legenda bulutangkis Susy Susanti berkeyakinan tunggal putri Indonesia mampu berbicara banyak di SEA Games 2021. Asalkan mereka mau bekerja lebih keras.

Indonesia terakhir kali meraih medali emas tunggal putri di SEA Games pada tahun 2013 silam di Myanmar. Saat itu Bellaetrix Manuputty menundukkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan (9-21, 21-13, 21-13).

Setelah itu, prestasi tunggal putri terbaik Indonesia di multievent terakbar regional ASEAN itu hanya mencapai runner up. Pada SEA Games 2019 di Filipina, Ruselli Hartawan, harus puas merebut medali perak setelah dikalahkan wakil Malaysia Kisona Selvaduray dengan skor 22-20, 14-21, 13-21.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang kekuatan bulu tangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat. Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapatkan medali," kata Susy menyoal peluang tunggal putri di SEA Games dan Asian Games tahun ini seperti dikutip dalam laman NOC Indonesia.

Peraih delapan medali emas SEA Games di nomor tunggal putri dan beregu putri tersebut menilai banyak negara yang patut diwaspadai dalam persaingan di tunggal putri.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita melihat dari ranking dan hasil pertandingan yang selama ini diikuti memang saat ini kekuatan untuk putri Asia cukup ketat. Selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia," tambah Susy.

Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab tunggal putri sulit bersaing dengan negara-negara lain. Antara lain minimnya bibit tunggal putri.

"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra. Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," dia menjelaskan.

Namun begitu, Susy meyakini bahwa Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sudah menyiapkan program pembinaan dan atlet-atlet terbaik untuk SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan lainnya.

"Saya percaya bahwa pembinaan, program PBSI sudah dipersiapkan untuk semua sektor, tidak hanya putri, dan memang butuh kerja keras untuk menelurkan bibit-bibit unggul untuk menciptakan prestasi baru," ujar Susy.

Beberapa pemain tunggal putri yang menjadi sorotannya ialah Gregoria Mariska dan Putri Kusuma Wardani. Gregoria saat ini merupakan atlet andalan Indonesia lantaran pengalamannya yang banyak. Terbaru, ia menjadi pahlawan usai mengantarkan timnya menjadi juara di Kejuaraan Beregu Asia. Sedangkan Putri, baru saja menjuarai gelar Orleans Masters 2022.

"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW (Kusuma Wardani) yang mulai menunjukkan prestasinya," kata Susy.




(mcy/cas)

Hide Ads