PP PBSI mengapresiasi dua gelar yang direbut Indonesia di Hylo Open 2022. Induk olahraga bulutangkis Indonesia itu mensyukuri perjuangan atlet dan pelatih berbuah prestasi.
Seperti diketahui, bulutangkis Indonesia untuk kali pertama mampu merebut dua gelar di turnamen yang berlangsung di Jerman tersebut. Terakhir kalinya Indonesia merebut dua gelar di ajang itu adalah pada Hylo Open 1993, melalui tunggal putra Hargiono dan ganda putra Yoseph Phoa/Iguh Donolego.
Tahun lalu, di ajang tersebut, Indonesia hanya mampu meraih satu gelar dari ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Kini Merah Putih kembali meraih dua titel dari tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Terlebih, khusus Rehan/Lisa merupakan pasangan muda yang berhasil memberikan kejutan di Hylo Open 2022.
"Yang pasti kami senang dan bersyukur dengan keberhasilan para pemain meraih dua gelar juara dari turnamen Hylo Open 2022. Apa yang didoakan, diharapkan, dan diperjuangkan dari pelatih, atlet, dan tim pendukung bisa tercapai untuk memberikan yang terbaik buat PBSI dan masyarakat Indonesia," kata Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI Rionny Mainaky, dalam rilis PBSI.
Kendati senang dengan hasil yang diperoleh, Rionny menyebut PBSI tetap melakukan evaluasi menyeluruh bagi seluruh atlet yang tampil di Hylo. Hal tersebut penting guna perbaikan menuju turnamen-turnamen mendatang.
Baca juga: Kejutan Rehan/Lisa |
Seperti diketahui, usai Hylo Open 2022 ada dua turnamen penting lainnya yang akan diikut para penghuni Pelatnas PBSI. Yaitu Australia Open di Sydney pada 15-20 November mendatang dan BWF World Tour Finals 2022 di Guangzhou, China, 14-18 Desember. Khusus World Tour Finals tak semua pemain dapat tampil, melainkan hanya atlet yang lolos ranking 8 besar road to Guangzhou.
"Evaluasi performa Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang jadi juara ganda campuran, saya katakan bahwa penampilan mereka sangat baik dan bisa menerapkan instruksi coach dengan tenang. Mereka berdua bermain sangat kompak, baik saat menyerang maupun bertahan. Selain itu mereka juga konsisten dengan percaya diri tinggi sampai poin-poin akhir, sehingga bisa menyelesaikan pertandingan dengan sempurna," Rionny menjelaskan.
"Untuk para pemain ganda campuran lain, evaluasinya adalah mereka harus ditambah semangat dan daya juangnya. Mereka harus melihat video rekaman pertandingan dan mengevaluasi apa kekurangan dan kelebihan mereka dan lawannya," tambahnya.
"Selain itu, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemain ganda campuran adalah masih kurang dari segi mental, daya juang, dan kekompakan. Mereka juga harus lebih fokus dalam menjalani instruksi dan strategi dari pelatih."
Sementara khusus tunggal putra seperti Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, dan Chico Aura Dwi Wardoyo, eks pelatih Timnas Jepang ini menilai sudah cukup baik daya juangnya. Hanya memang tetap ada evaluasi dari rekaman video pertandingan terkait kekurangan dan kelebihannya.
"Untuk Ginting yang harus diperhatikan pada poin-poin akhir saat unggul dan memimpin, Ginting harus lebih sabar, fokus, dan tenang untuk bisa menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan," kata Rionny.
(mcy/krs)