Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mematok target minimal membawa medali di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 di Denmark. Apa warnanya, bebas.
Kejuaraan Dunia tahun ini bakal digelar di Copenhagen, Denmark. Turnament individual grade 1 itu digelar mulai 21 hingga 27 Agustus.
Indonesia menurunkan 15 wakil, dengan empat wakil di antaranya dari sektor ganda putra. Yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (unggulan 1), Hendra/Ahsan (unggulan kelima), Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, serta Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (unggulan keenam).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus Hendra/Ahsan, Kejuaraan Dunia tahun ini merupakan kali ketujuh yang mereka ikuti sejak 2013 silam. Dari jumlah itu, mereka sudah tiga kali menjadi juara dunia, yakni 2013, 2015, dan 2019.
Sementara pada Kejuaraan Dunia tahun lalu, mereka merebut medali perak setelah dikalahkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, di partai final 19-21, 14-21.
Nah, untuk tahun ini, Hendra/Ahsan tak ingin muluk-muluk menancapkan ekspetasi. Mereka bilang, minimal bawa medali. "Mudah-mudahan bawa medali lah, apapun medalinya," kata Hendra saat ditemui pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung.
Hendra/Ahsan sejatinya bisa saja mematok harapan yang lebih tinggi di ajang tahunan tersebut. Akan tetapi, persaingan yang saat ini merata, baik di dalam lingkup mereka sendiri di Pelatnas, maupun ganda putra-ganda putra dari luar negeri yang kini dalam kondisi peningkatan yang pesat, tentu bukan lah hal mudah bagi keduanya.
Sebut saja, ganda putra India Sajwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty yang sudah menyalip mereka di ranking dunia. Di Kejuaraan Dunia edisi lalu, mereka bahkan bisa mencapai babak semifinal. Rankireddy/Shetty yang kini ranking 2 dunia itu bahkan kemarin yang mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, ganda andalan Jepang.
Lalu ganda Korea Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae, Choi Ol Gyu/Kim Won Ho, dan pasangan China Liu Yu Chen/Ou Cuan Yi juga menjadi tantangan bagi Hendra/Ahsan yang tak lagi muda. "Semua berat (lawan) kalau di kejuaraan dunia. Siapapun bisa menang, jadi kami harus fokus dari awal pertandingan," kata Hendra.
"Saya rasa kans ganda putra cukup merata buat juara. Mereka (lawan-lawan India dan Korea) cukup meningkat pesat. Mungkin dari pelatih sudah antisipasi, dan kita sebagai pemain harus mempelajari juga permainan mereka. Tinggal mempersiapkan dari masing individu saja," Ahsan menimpali.
Tak hanya itu, Hendra/Ahsan juga dihadapi kenyataan bahwa rentetan turnamen yang mereka lakoni dari beberapa turnamen terakhir tak sepenuhnya bagus. Soal itu, mereka sudah mengevaluasi.
Sejak menjadi finalis di All England, Hendra/Ahsan praktis tak lagi mendapatkan hasil yang lebih dari itu. Mereka lebih sering terhenti di babak 16 besar dan 8 besar dalam enam turnamen yaitu Australia Open, Japan Open, Canada Open, Indonesia Open, Singapore Open, dan Malaysia Masters 2023.
"Pemain ada ada naik dan turunnya, yang penting kita coba lagi, enggak terus enak terus, semua pemain pasti mengalami. Memang belum maksimal kemarin ya, semoga nanti di Kejuaraan Dunia bisa maksimal," Hendra mempertegas.