Pelatih ganda putri Eng Hian menyebut Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti butuh persiapan ekstra menuju Olimpiade 2024. Latihan yang dijalani tak bisa yang biasa-biasa saja.
Apri/Fadia diketahui sudah kembali ke kondisi normalnya setelah sempat fokus pada pengembalian fisik usai pemulihan cedera. Saat ini, pelatih memfokuskan pada pola pikir, mental, serta ekspektasi untuk pertandingan besar.
Hal ini penting mengingat persiapan sebelum-sebelumnya, Apri/Fadia tidak dalam kondisi yang sip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami harus menjaga itu, kalau amit-amit hasil tidak bagus, ya kami harus bisa menerima. Karena untuk menemukan pembentukan performa permainan itu enggak bisa segampang ngomong, 'Ini kami lagi pola pembentukan permainan ya'. Semua harus dicoba, sementara ini tanpa uji coba," kata Eng Hian saat ditemui pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung.
"Kemarin 2 turnamen (Singapore dan Indonesia Open) kami tak bisa mempersiapkan hal itu. Jadi saya lebih menjaga ekspektasi yang besar, dari kami, terutama dari pengurus dan masyarakat. Kami harus sadar diri untuk menemukan bentuk permainan yang ditentukan langsung di turnamen besar Olimpiade tidak mudah dengan 8 bulan yang mengalami hasil yang kurang mengenakkan ini," tuturnya.
Untuk itu, Eng Hian sebagai pelatih juga mengharapkan agar Tim Ad Hoc Olimpiade PBSI dapat mengondisikan hal tersebut.
"Karena tidak bisa dari saya saja. Dari keseharian, dukungan dari tim, tim psikolog, misalnya bagaimana mengkreasikan suasana ini untuk ke Apri/Fadia. Kalau hanya saya saja ngomong tiap hari ke mereka tidak akan masuk," tutur pelatih yang karib disapa Koh Didi ini.
"Yang saya mau ciptakan di sisa waktu ini, strategi saya bagaimana menciptakan suasana di sini benar-benar mereka bisa merasakan sedang persiapan Olimpiade. Jangan hanya latihan seperti biasa, karena saya butuh sesuatu yang extraordinary."
"Karena atlet saya tidak ada percobaan (atmosfer olimpiade) sama sekali. Misalnya, dikarantina lah, puasa media sosial lah, jadi menjadikan mereka berpikir, 'Saya ini seorang olimpian loh'. Dari pola makan dibedakan, medisnya, metodenya, dan penanganan lebih ke privilege by one by one, termasuk latihan di luar Cipayung bila memungkinkan," lanjutnya.
Eng Hian yang pernah membawa Apriyani dan Greysia Polii mendapatkan medali emas Olimpiade Tokyo ini juga mengatakan lebih membutuhkan suasana pertandingan ketimbang sparing, seperti yang dilakukan sektor-sektor lainnya menuju Olimpiade.
"Sparing itu tidak takut kalah, kalau dibuat suasana pertandingan. Kenapa di pertandingan atlet lagi bagus tetiba tegang anjlok mainnya, itu kan yang enggak dapat kalau cuma sparing. Undang siapa saja enggak akan dapat. Ya, mudah-mudahan bisa diberikan oleh tim Ad Hoc," harap Eng Hian.
(mcy/nds)