Kepala pelatih ganda putra Chafidz Yusuf mengungkapkan catatan khusus terkait problem atlet-atlet pratama di Pelatnas PBSI. Ada soal konsistensi dan fokus.
Hal itu diutarakan Chafidz setelah melatih pasangan ganda putra pelapis Fajar Alfian dan kawan-kawan selama nyaris sepekan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
Seperti diketahui, latihan untuk para atlet Pelatnas yang memenuhi pemanggilan tahap I sudah dimulai sejak 23 Desember untuk menyambut berbagai gelaran turnamen internasional pada tahun 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total ada delapan atlet Pratama ganda putra yang dipanggil di tahapan pertama. Mereka ialah Daniel Edgar Marvino, Raymond Indra, M. Putra Erwiansyah, Nikolaus Joaquin, Patra Harapan Rindorindo, Muhammad Al Farizi, Adrian Pratama, dan Jonathan Farrell Gosal.
Latihan dibuka oleh Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja dan Kepala Pelatih Mulyo Handoyo dengan pengarahan singkat, mengajak para atlet untuk fokus, dan menjaga semangat untuk menghadapi perjalanan panjang ke depan.
Setelah itu, Chafidz Yusuf mengatakan bahwa hari-hari awal latihan berikutnya ia manfaatkan untuk beradaptasi dan menilai kemampuan atlet di Pelatnas PBSI.
Ia mencanangkan dalam tiga bulan ke depan dapat memiliki data dan profil semua pemain, mencakup aspek-aspek fisik, mental, dan stamina. Data tersebut kemudian akan didiskusikan dengan pelatih fisik, tim psikologi, dan tim pendukung lainnya.
"Perlu ada tahapan-tahapan pengembangan yang dilakukan sesuai kebutuhan atlet, baik dari sisi hard skill maupun soft skill," kata Chafidz dalam rilis PBSI, Minggu (29/12/2024).
"Mengejar ranking memang penting namun itu harus didasari pembacaan realitas atlet hari ini seperti apa. Baru kemudian kita buat roadmap-nya," tuturnya.
Chafidz mencatat konsistensi dan kestabilan fokus sebagai problem yang merata dihadapi para atlet pratama Pelatnas PBSI. Namun, ia melihat inilah peluang untuk meningkatkan kemampuan atlet dengan program latihan yang terukur.
"Atlet harus memahami betul apa tujuan mereka selama di Pelatnas. Itu harus tertanam dalam diri atlet. Kami pelatih akan mendampingi dan memaksimalkan kemampuan mereka untuk berprestasi di tingkat dunia," ujar Chafidz.
"Namun, atlet harus clear dengan apa yang dia cari di Cipayung," ucap eks pelatih Asosiasi Bulutangkis Filipina dan Timnas Singapura ini.
Simak juga video: Setelah All England, PBSI Kini Fokus Thomas dan Uber Cup