Dejan Ferdinansyah mengungkap evaluasi permainannya dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti di Swiss Open 2025. Ia menyoroti jam latihan bersama yang kurang.
Dejan tercatat hanya satu kali tampil di turnamen Eropa, yaitu Swiss Open 2025 pada pekan lalu. Hasilnya pun tak memuaskan sebab Dejan tersingkir di babak 32 besar. Berduet dengan Fadia, Dejan kalah telak dari pasangan Thailand Dechapol Puavanarukroh/Supissara Paewsampran 9-21, 7-21.
Dejan mengakui secara hasil dan pemainan tak sesuai harapan. Apalagi, mereka sempat dalam kondisi on fire sepulang dari Thailand Masters dan Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu Campuran pada bulan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang dari hasil Swiss kemarin kurang baik ya dari hasil dan main tak sesuai harapan, karena kita bermain cukup baik di pertandingan sebelumnya tapi di Swiss kemarin saya merasa kami enggak dapat pola mainnya," kata Dejan kepada pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung.
Pemain ranking 10 dunia ini menjelaskan kurangnya latihan dengan Fadia selepas dari Kejuaraan Asia Beregu Campuran menjadi kendalanya. Selepas turnamen tersebut, Dejan dan Fadia tak banyak berlatih bersama-sama sebagai pasangan.
"Jadi memang pengaruh juga tak berlatih satu bulan dan musuhnya bukan yang biasa karena kualitasnya bagus. Jadi saya rasa kemarin itu kami banyak meraba-raba soal pola dan posisinya, bukan malah fokus ke mainnya sehingga jadi tak sesuai harapan. Karena mainnya malah tak tahu mau gimana," ujarnya.
"Tapi selepas main (di Swiss Open) kami ngobrol dan Fadia juga bilang kalau dia merasa kagok. Mungkin kagok dari posisinya karena mixed lebih cepat ya dibandingkan ganda putri."
"Jadi kami ngobrol seperti apa, nyamannya seperti apa. Mungkin pas program game atau pola-pola gitu, kami latihan bareng. Tapi saat latihan individu ya sudah tak apa-apa dia (latihan) di ganda putri. Kalau di game saya minta dua atau tiga kali seminggu, akhirnya kami mau dicoba seperti itu," lanjutnya.
"Iya (selama ini selalu pisah) apalagi setelah Badminton Asia Team Championships itu, enggak pernah latihan. Baru kemarin ketemu di lapangan, kagok jadinya," kata Dejan.
"Ke depan kami juga harus lebih improve ya karena pasti semua mempelajari permainan musuh, jadi kami juga harus lebih improve dan latihan. Jadi pola permainannya harus lebih pintar. Maksudnya polanya seperti ini, tapi kadang di lapangan lebih berubah, jadi harus lebih siap saja sih. Antisipasinya lebih ke individu agar lebih semangat lagi," tuturnya.
(mcy/nds)