Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Jaya Raya Budi Karya Sumadi ingin turnamen Yonex Sunrise Jaya Raya Junior International Grand Prix 2025 menghasilkan atlet unggul.
Turnamen ini akan digelar pada 8-13 Juli 2025 di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, Banten. Sebanyak 1.239 peserta ambil bagian dalam kompetisi bergengsi ini, yang terdiri dari 713 pebulu tangkis nasional dan 526 pemain mancanegara.
Para peserta akan memperebutkan 876 slot babak utama yang tersedia di kategori U-15, U-17, dan U-19. Diharapkan gelaran ini bisa menyumbang atlet bulutangkis unggul buat Indonesia yang kini sedang seret prestasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besok selama beberapa hari ada Grand Prix Internasional yang hanya ada di empat negara dan Jaya Raya sudah melaksanakannya 10 kali dan beberapa atlet yang menjadi hasil daripada Grand Prix ini di antaranya adalah Apriyani dan Fadia," kata Budi Karya kepada wartawan, Senin (7/7/2025).
"Kalau atlet luar, saya tidak terlalu hafal tapi yang pasti An Seyoung dari Korea Selatan juga merupakan hasil ini. Nah, mengapa kami begitu intai dan serius melakukan kejuaraan kali ini? Karena memang bahwa Indonesia dalam tahun ini belum maksimal mendapatkan apresiasi atau juara-juara," ujarnya menambahkan.
Budi menambahkan bahwa pihaknya pantang kenal lelah. Berbagai hal dilakukan seperti berkomunikasi dengan PBSI, mendorong klub melakukan effort yang luar biasa. Jaya Raya, katanya, kini tidak hanya menggelar latihan saja.
Di klub ini diterapkan sports science, pemeriksaan darah, periksa thorax, periksa tulang-tulang tungkai, dan sebagainya.
"Torax penting. Tungkai juga penting. Karena kita harus mempersiapkan mereka dengan keadaan yang baik. Tidak terbatas pada kesehatan saja. Setelah kita tahu kondisi kesehatannya, lalu kita lakukan dengan melakukan nutrisi yang baik. Lifestyle yang baik. Tidur yang cukup," tutur Budi.
"Tapi satu hal yang tidak dapat kami lakukan adalah mental. Anak-anak kita butuh etos bertanding yang lebih dalam dunia manapun memang banyak bangsa-bangsa yang punya etos yang lebih besar seperti Jepang, Korea itu punya etos dan disiplin yang lebih nah oleh karenanya kami merangkul hati ke hati kepada mereka agar mereka bersemangat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan itu dengan hati berkegiatan, dan bekerja," ucapnya.
(mro/nds)