Pangkalpinang Tuan Rumah, Indonesia Jadi Negara Asia Ketiga di Kalender MXGP

Pangkalpinang Tuan Rumah, Indonesia Jadi Negara Asia Ketiga di Kalender MXGP

Andi Abdullah Sururi - Sport
Senin, 07 Mar 2016 09:56 WIB
Suphan Buri -

MXGP adalah balapan paling bergengsi di ajang motocross. Melalui Pangkalpinang, Indonesia pun menjadi negara Asia ketiga yang akan menggelar kejuaraan dunia tersebut.

Akhir pekan kemarin di Suphan Buri, Thailand, Walikota Pangkalpinang M. Irwansyah menandatangani kontrak dengan operator MXGP, Youthstream, disaksikan oleh direktur Komisi Motocross FIM, Tony Skillington. Sebagai kerja sama awal, Indonesia akan menjadi tuan rumah selama tiga musim, dari 2017 sampai 2019.

Dengan demikian Indonesia akan menjadi negara Asia ketiga dalam kalender MXGP setelah Qatar dan Thailand. Kedua negara tersebut telah rutin menghajat kejuaraan dunia ini sejak 2013. [Baca : Indonesia Hadirkan Kejuaraan Dunia Motocross, Pangkalpinang Jadi Tuan Rumah]

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia pernah empat kali menggelar ajang ini sewaktu masih bernama FIM Motocross World Championsip, dengan Bandung sebagai tuan rumah terakhir di tahun 1997.

"Ini kesepakatan yang fantastis. Kami sudah lama menantikan MXGP bisa kembali ke Indonesia karena kami tahu, Indonesia negara besar dengan perkembangan motorsport yang luar biasa," ucap Presiden Youthstream, Giuseppe Luongo, kepada detiksport.

"Ini penting buat kami dan MXGP akan mendapat dorongan tersendiri karena kami tahu motocross di Indonesia cukup populer. Ini sebuah tontonan terbaik yang menghadirkan crosser-crosser terbaik di dunia. Saya percaya motocross di Indonesia juga akan semakin berkembang," sambung pria Italia yang sudah 30 tahun menjadi promotor event-event motocross tersebut.

Musim ini MXGP terdiri dari 19 seri, dimulai dari Losail (Qatar) pada 27 Februari lalu, dan akan ditutup di Maggiora (Italia) di akhir September. Event MXGP berlangsung dua hari (Sabtu-Minggu), setiap kelas memainkan dua kali balapan di race day, masing-masing berdurasi 30 menit plus 2 lap.



"Bagi Pangkalpinang ini adalah sebuah kesempatan besar untuk lebih dikenal di mata internasional, salah satunya melalui event olahraga. Kami yakin, dengan MXGP selama tiga musim nanti semakin banyak orang mengenal Pangkalpinang, semakin banyak orang yang terpesona dengan keindahan Pulau Bangka Belitung. Roda perekonomian kami pun akan semakin tergerakkan," ungkap Irwansyah, yang ketika dilantik pada November 2013 tercatat sebagai walikota termuda di Indonesia (dalam usia 30 tahun).

Irwansyah menambahkan, dirinya bermimpi Pangkalpinang bisa seperti Qatar, yang namanya lebih mencuat di mata internasional sejak menggelar balapan kelas dunia, MotoGP, di tahun 2004.

"Apalagi propinsi Bangka Belitung masuk dalam 10 destinasi yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Semoga dengan MXGP ini orang akan lebih mengenal Babel. Dan kami yakin, masyarakat Indonesia akan mendukung karena yang kami bawa ini bukan cuma Pangkalpinang dan Babel, tapi juga nama Indonesia."

Dikatakan Irwansyah, pemerintah kota Pangkalpinang sudah menyiapkan tiga lokasi yang akan dijadikan sebagai sirkuit MXGP, salah satunya di kawasan Pantai Pasir Padi.

"Kami juga membawa Kepala Dinas Pekerjaan Umum ke Thailand ini untuk melakukan survei. Selain sirkuit, kami tentu saja menyiapkan sarana penunjang lain seperti transportasi (penerbangan internasional) dan hotel. Intinya, insyaallah kami siap menjadi tuan rumah yang baik untuk MXGP ini," ujarnya.



Direktur Motocross Commission (CMS) dari FIM, Tony Skillinton, menyambut gembira kesepakatan Youthstream dengan pemerintah kota Pangkalpinang mengenai MXGP ini.

"Kami juga punya hubungan bagus bertahun-tahun dengan IMI (Ikatan Motor Indonesia --Red). Jadi ini sangat bagus untuk kita semua," ucap Skillington kepada detiksport.

"Saya selalu punya kenangan bagus tentang Indonesia, tentang balapan di Yogyakarta, Bali, dan Bandung. Atmosfernya waktu itu absolutely perfect. Saya sangat menikmatinya. Makanya, kami sangat senang Indonesia akan kembali menggelar MXGP, karena kami sudah lama menunggu-nunggu," tambah pria Inggris yang sudah masuk dalam komisi FIM sejak tahun 1991 itu.



(a2s/din)

Hide Ads