Rexy dan Ricky "cuma" menggondol dua gelar juara All England, dari gelaran tahun 1995 dan 1996. Jumlah itu masih kalah jauh dari pemain ganda putra lainnya Tjun Tjun/Johan Wajudi yang meraih enam gelar juara All England (1974, 1875, 1977, 1978, 1979, 1980).
"Semestinya kami bisa meraih lebih dari dua gelar juara. Saat tampil pada 1994 kami ada di peringkat bdua dunia. Dengan modal bagus itu kami cuma jadi runner-up, kalah sama Rudy Gunawan/Bambang Supriyanto," kata Ricky dalam obrolan dengan detikSport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mendapatkan dua gelar itu tak mudah, apalagi beruntun. Tapi, kami tidak sebaik Tjun Tjun dan Johan ya? Mereka luar baisa karena bsia meraih enam gelar All England," ungkap Ricky yang kini menjadi kepala humas PP PBSI.
Ricky mengakui daya magis All England menjadi sebuah tantangan tambahan setiap kali dia ikut serta. Ricky menilai atmosfer itu tak berubah meskipun gelaran tersebut dipindah dari Wembley Arena ke Birmingham pada 1994.
Daya tarik All England bagi para pebulutangkis dunia juga tak menurun meski Federasi Bulutangkis Dunia (BWF, dulu IBF), sudah menggulirkan Kejuaraan Dunia dan bulutangkis telah dipertandingkan di Olimpiade.
"Penyesalan itu terhibur dengan perolehan tahun 1996, karena kami bisa menjadi juara All England sekaligus meraih emas Olimpaide 1996 Atlanta," tutur pria 46 tahun itu.
(fem/krs)