Dapat Penghargaan dari KONI, Kakek Darmiyanto Makin Semangat ke Chile

Dapat Penghargaan dari KONI, Kakek Darmiyanto Makin Semangat ke Chile

Mercy Raya - Sport
Selasa, 31 Okt 2017 15:50 WIB
Darmiyanto (paling kiri) (Mercy Raya/detikSport)
Jakarta - Darmiyanto, 82 tahun, sejajar diganjar penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Dia pun makin bersemangat menuju kejuaraan di Chile.

Darmiyanto bukan atlet dengan badan kekar dan sedang dalam usia emas. Dia sudah 82 tahun. Dia juga mempunyai sepuluh cucu. Profesinya sebagai penarik becak.

Namun, sederet prestasi berhasil dicatatkannya. Namanya sampai masuk deretan penerima penghargaan dari KONI bersama lima atlet nasional lain di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (30/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmiyanto layak mendapatkan penghargaan itu setelah dinilai sebagai atlet yang menginspirasi dan memiliki berbagai prestasi yang mengharumkan nama Indonesia khususnya di cabang olahraga atletik.

Faktanya, Darmiyanto mengoleksi 191 medali dan 20 penghargaan dari kejuaraan nasional maupun internasional.

"Terimakasih sampai saat ini diberi nafas dan kesehatan, usia panjang. Saya terimakasih kepada Bapak Tono Suratman telah memberikan penghargaan pada saya dan mendapat kenang-kenangan selama hidup saya dari KONI," ucap Darmiyanto dengan suara terbata-bata, usai menerima penghargaan.

Bermula dari Lomba Lari di Waduk Gajah Mungkur

DarmiyantoDarmiyanto (Eko Susanto/detikSport)
Darmiyanto bercerita awal mula menggeluti dunia lari. Dia mulai berlari karena memang sedang melakukannya.

Darmiyanto, yang tinggal di Jalan Raya Salatiga-Dadapayan Km 10 Gang Atlit No 52 RT 20 Ngemplak Tugel, Kelurahan Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, biasa berlari menuju tempat mangkal becaknya di Kota Salatiga. Jarak tempuh dari rumah ke pangkalan mencapai 11km.

Karena sudah terbiasa lari, Darmiyanto menantang diri sendiri lewat sebuah perlombaan. Debutnya dimulai pada lomba yang digelar bersamaan dengan peresmian waduk Gajah Mungkur, Wonogiri pada 1980. Saat itu, Darmiyanto lolos sepuluh besar.

Puas dengan hasil tersbeut, Darmiyanto ketagihan turun pada lomba-lomba lari. Bahkan, dia berhasil mewakili Indonesia dalam sebuah kejuaraan di Bukit Jalil, Malaysia pada 1990. Tak pulang dengan tangan kosong, dia sukses memboyong lima emas dan satu perak.

Berkat prestasi itu, kemampuannya dilirik Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora). Darmiyanto kemudian dikirim ke Kejuaraan di Australia dan menyabet posisi ketiga di nomor lari 400 meter. Sementara, dari nomor 200 meter dan 800 meter, bapak lima anak ini meraih peringkat keenam.

Kunci Prestasi: Giat Berlatih dan Bahagia, Jangan Gampang Marah
Darmiyanto (Darmiyanto ( Eko Susanto/detikSport)
Untuk menjaga performanya, Darmiyanto memang disiplin berlatih. Dia juga memiliki resep lain.

"Kuncinya adalah harus bahagia. Jadi atlet olahraga jangan suka marah. Itu harus dihindari dan harus apa adanya," kata Darmiyanto mengungkap kunci kesuksesannya.

Selain pola pikir, Darmiyanto juga mengaku rajin menjalani latihan. Dia menggeber latihan lari dalam tempo satu jam dan 30 menit setiap pagi dan sore hari.

Darmiyanto terbiasa berlari sejauh 12 kilometer dari rumahnya sampai ke kota Salatiga, durasi tempuhnya satu jam dan 20 menit. Sisanya untuk pemanasan. Saat pulang dia menempuh jarak yang sama.

Kekuatan fisiknya ditunjang dengan pekerjaannya sebagai penarik becak.

"Ya tetap saja narik becak. Latihan ya tetap dilakukan. Cuma kalau lagi latihan tidak menarik becak dulu, setelah selesai latihan baru mulai kerja lagi," Darmiyanto menjelaskan.

"Kalau untuk makanan saya lebih sering minum jamu pakai telor bebek, madu dan susu. Itu setiap hari saya minum pagi dan sore. Pagi dan sore tiga butir telur," ujar dia lagi.

"Tapi ini karena akan berangkat ke Kejuaraan di Amerika saya persiapannya makan telurnya jadi lebih banyak. Pagi tiga telur sorenya dua butir telur. Jadi ditambah lagi untuk menambah staminanya," dia mengungkapkan.

Darmiyanto akan tampil di South American Masters Athletics Championship bagi master usia 35 tahun sampai 90 plus di Santiago, Chile, 2-14 November. Dia akan turun di nomor 5km, 10km, 400 meter, dan 1.500 meter.

"Tidak ada masalah. Saya biasa mengambil lima nomor jadi sudah terbiasa. Semoga nanti pulang ke Indonesia bisa memberikan prestasi terbaik. Bawa pulang medali," harap dia.

Didukung Penuh Keluarga

Beruntung bagi Darmiyanto, dia sangat didukung penuh oleh keluarganya. Anaknya, Sri Mulyani, mengaku sudah mengetahui hobi bapaknya ketika dirinya masih kecil.

Karenanya, ketika sampai saat ini ayahnya masih turun di kejuaraan, dia terus mendukung. Menurut dia, ayahnya tipe yang tidak bisa diam.

"Bagaimana ya, Mbak. Bapak itu kalau di rumah suka merasa bosan. Jadi tidak bisa diam. Makanya mau ikut-ikut lomba ya dibolehkan saja," kata Sri, ketika dihubungi terpisah.

"Soal makanan, ya namanya orang kampung suka sembarangan. Tapi kalau bapak ya paling minum madu dan jamu untuk menambah staminanya," dia menyebutkan.


(mcy/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads