INAPGOC melakukan pertemuan yang digelar di Jakarta, Sabtu (24/2/2018) dengan tiga perwakilan cabor yaitu Tecnical Delegate bulutangkis, Kian Joo Teo (Malaysia), Judo, Gisick Jeoung (Korsel), dan Kenneth Soho (Singapora) Boccia. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas kesiapan venue dan cabor.
Menurut Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari dia mendapatkan kritikan soal masalah toilet. Para technical delagate menilai toilet di venue-venue di Indonesia belum sesuai dengan standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir semua masukannya sama, soal toilet. Ini yang harus dikritisi kami, sama venue lain. Technical Delegate bilang semua persiapan sudah sesuai. Tantangan terbesar itu toilet. Kami akan punya banyak diskusi tentang toilet ke depan," ungkap pria yang akrab disapa Okto itu.
Menanggapi masukan tersebut, Okto bakal segera bergerak menanganinya. Nantinya, soal perkembangan toilet tersebut akan dilaporkan kepada technical delegate sampai beres.
"Kami akan siapkan portable toilet seperti di Dubai, bukan cuma toilet, tapi para atlet ataupun pengunjung, bisa mandi di dalamnya. Jadi kami akan penuhi itu, sesuai permintaan dari masing-masing cabor," sambungnya.
Okto menambahkan nantinya akan ada renovasi kamar di tower 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan memberikan penambahan masing-masing 200 kamar yang lebar.
"Nanti ada kamar khusus pengguna wheelchair, selain itu juga akan dibangun lift khusus pengguna kursi roda, jumlahnya ada enam buah."
Dalam kesempatan yang sama, Kenneth menilai salah satu penilaian toilet untuk tuan rumah Asian Para Games adalah memiliki ruang lebih besar untuk para atlet, pengunjung, ataupun ofisial. Kenyamanan bagi atlet yang menggunakan kursi roda juga menjadi perhatian khusus.
"Kami meminta adanya renovasi, bisa dengan membeli portable, atau merenovasi yang sudah ada. Nanti juga ada ramp yang sempit, akan dibuat lebih lebar agar lebih enak untuk jalannya kursi roda," ungkap Kenneth
Sementara itu terkait perkembangan athlet village atau wisma atlet yang akan digunakan segera diperbaiki oleh Kementerian PUPR. Sebelumnya, tempat istirahat atlet tersebut dianggap belum ramah untuk atlet difabel.
(ads/mrp)