Eko menjadi salah satu andalan Indonesia di Asian Games 2018. Namun, enam bulan sebelum multievent digelar, Federasi Angkat Besi Asia (AWF) menghapus kelas 62 kg, kelas spesialis Eko.
Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games merasa dirugikan. Sebab, kelas tersebut berpotensi menghasilkan emas lewat Eko. Sudah begitu, lawan-lawan berat Indonesia absen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehubungan dengan itu, Eko berharap segera ada kepastian sehingga dia bisa mengambil sikap.
"Saya pasrahkan ini ke Menpora, KOI, dan PABBSI yang mengurus ini. Karena semua pasti berharap kelas itu tetap ada," kata Eko ketika ditemui di pelatnas angkat besi di Kwini II, Jakarta Pusat, Selasa (6/3/2018).
"Dan saya berusaha untuk berpikiran positif ini bakal diperjuangkan karena itu saya tidak banyak klarifikasi karena belum tahu hasilnya dan masih negosiasi," ujarnya.
Eko menjelaskan, hingga sampai saat ini PABBSI belum mengarahkan dirinya untuk mengambil kelas lain hingga ada keputusan pasti. Jika harus pindah kelas, pilihan untuk Eko adalah naik ke kelas 69 kg.
"Mau tidak mau. Sebab, turun (kelas) tidak mungkin," ujarnya.
"Tapi kan di kelas itu ada Deni dan Triyatno. Jadi harus bersaing sama mereka, masih ada seleksi dulu. Tapi balik lagi, pertanyaannya bisa tidak bersaing sama mereka? kalau tidak bisa, ya jadi penonton saja. Saya tidak mungkin hanya jadi peserta di Asian Games. Kami ingin medali, bukan karena ingin main di Asian Games saja," jelas Eko.
(mcy/mfi)