Kejuaraan Asian Para Games 2018 dihelat setelah Asian Games. Seluruh atlet difabel sudah melakukan pemusatan latihan, salah satunya dari cabang olahraga atletik Solo.
"Ya, kami masih pakai alat-alat sisa kemarin (ASEAN Paragames 2017), yang baru baru proses. Nanti kalau alatnya yang baru sudah datang pasti (atlet-atlet) lebih akan bergairah latihan lagi," ungkap pelatih atletik, Slamet Widodo, kepada detikSport di sela-sela kunjungan Menpora Imam Nahrawi ke Stadion Sriwedari, Selasa (13/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persiapan khusus bulan ini sudah mulai spesifik latihan. Kalau sudah spesifik alat-alatnya sudah harus ada," Slamet menambahkan.
Kebutuhan mendesak menyoal alat-alat berlatih juga diungkapkan pelari disabilitas Jaenal Aripin. Atlet asal Sumedang itu membutuhkan frame full carbon serta sarung tangan.
"Saya mengajukan frame yang full carbon, tapi barang lama datangnya. Kalau pesan prosesnya inden, harus pesan jauh-jauh hari. Frame full carbon akan membuat badan lebih ringan saat melakukan sprint. Roda dan sarung tangan juga masih pakai yang lama," timpal atlet yang turun di nomor sprint 100 meter, 200 meter, dan 400 meter itu.
"Sarung tangan ini kalau rusak tidak bisa diperbaiki di tukang jahit sembarangan. Yang susah untuk" menjahit karet-karetnya karena harus pakai mesin yang besar. Saya sudah coba keliling-keliling jahitin, makanya seadanya saja kalau rusak-rusak saya paling ke tukang sol. Sarung tangan ini bukan hanya harganya mahal, tapi pengadaannya juga lama," Jaenal menambahkan.
(rin/fem)