Kondisi memprihatikan terjadi di salah satu bagunan yang roboh di bagian atas atau genteng. Bangunan tersebut melekat dengan tempat latihan cabang olahraga panahan di komplek GOR Ragunan.
Bangunan ini biasa dipakai sebagai gudang atau tempat penyimpanan alat-alat panahan, seperti sasaran atau bantalan dan menaruh perlengkapan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami takut, apesnya, roboh keseluruhan dis aat anak-anak sedang mengambil perlengkapan latihan dari bangunan tersebut, karena di bagian tengah bangunan juga sudah mau roboh lantaran balok utama yang menopang genteng sudah putus, sehingga saat ini hanya ditopang oleh reng yang menyanggah genteng," tutur Prass selaku pelatih panahan SKO Ragunan dalam rilis yang diterima detiksport.
Prass mengatakan jika pengelola yakni pihak Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Provinsi DKI Jakarta sudah mengetahui kondisi bangunan tersebut. Tapi sejauh ini baru memberi peringatan dengan melintangkan tali rafia berwarna kuning tanda bahaya.
![]() |
"Saat kami latihan tanggal 8 Mei sore, bangunan dalam keadaan normal, namun ketika keesokan paginya kita kembali berlatih, bangunan sudah ambruk sebagian, berarti malam hari terjadinya ambruk, kemudian pada tanggal 9 Mei pengelola memberikan garis pembatas hingga sekarang," sambungnya.
Kondisi tersebut bukan hanya sekadar mendatangkan ketidaknyamanan bagi para atlet maupun pelatih saat latihan. Namun menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya roboh susulan di bagian tengahnya dan bisa menimbulkan korban.
"Kejadian ini pihak pengelola sudah mengetahui, bahkan foto-foto kondisi bangunan yang roboh juga sudah dikirimkan via grup WA oleh yang menjaga fasilitas ini, di mana dia merupakan utusan pihak dari pengelola yakni PPOP."
Akan tetapi, Prass mengaku belum mengetahui kapan akan dimulainya renovasi bangunan tersebut, Padahal kondisi tersebut sangat mengganggu proses latihan untuk kembali melahirkan pepanah andal seperti Titik Kusumawardani, Hendra Purnama, M Hanif Wijaya, Mesra Yuni, dan Pamela juniarti.
Fasilitas SKO Ragunan saat ini memang semakin memburuk tanpa adanya sentuhan renovasi. Seperti halnya di hall badminton tampak ada bagian dinding yang berlubang, begitu juga dengan kondisi alas lapangan badminton baik karpet maupun kayu yang terlihat tak terurus.
Persoalan infrastruktur venue di komplek GOR Ragunan itu merupakan kewenangan Pemprov DKI, sehingga Pemprov harusnya lebih memperhatikan fasilitas yang ada. Terlebih berdasarkan data, banyak atlet berprestasi lahir dari komplek tersebut, termasuk fakta 40 persen atlet SKO Ragunan telah menyumbang medali di ajang SEA Games dan 60 persen di PON.
(ads/mrp)