China memasukkan daftar lifter ke Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. PB PABBSI mengetahui setelah mengecek susunan entry by name dari Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC).
Kondisi ini pun mengkhwatirkan. Sebab, situasi ini turut mempengaruhi target Indonesia untuk meraih dua medali emas di multievent terbesar di Asia tersebut. Khususnya, kelas 48 kg milik Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan kelas 62 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka itu jauh di atas catatan terakhir Eko saat tes terakhir. Eko membuat 142 kg (snatch), 173 kg (clean and jerk), dan total angkatannya 315 kg.
"Tentu posisinya (kami) semakin berat. Bukan hanya di kelas saya saja, tetapi kelas Sri Wahyuni. Kemarin berani coba ambil kesimpulan (emas) itu karena tidak ada China," kata Eko menyoal potensi China turun di Asian Games kepada pewarta, Senin (16/7/2018).
"Tapi bukan berarti kami takut juga, hanya waktunya kami belum cukup untuk persiapan melawan mereka," dia menambahkan.
Kendati China terpaksa harus turun di Asian Games, Eko akan tetap berjuang untuk memaksimalkan waktu satu bulan untuk menggembleng diri.
"Ya mau tak mau persiapannya satu bulan ini. Soal hasilnya tidak tahu. Makanya, umpamanya INASGOC bisa mencekal hal itu. Sebab, keputusan China bebas sanksi itu sekitar November. Hal itu juga yang perlu dipertanyakan kembali," ucap peraih medali perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini.
"Tapi terlepas itu saya akan tetap bertanding di kelas 62 kg walaupun berat," ujar Eko menambahkan.
Hal yang sama dipertegas Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PABBSI, Alamsyah Wijaya. Dia bilang timnya akan berjuang habis-habisan untuk pertandingan di Asian Games nanti.
"Ya mati-matian mau tidak mau. Seperti Asian Games sebelumnya kami akan fight dengan China. Bagi atlet saat ini mesti dibicarakan perangnya. Jangan dikondisikan tidak ada China. Karena memang di kelas tertentu seperti 48 kg dan 62 kg akan bersaing," ujar Alamsyah.