Indonesia pernah menempati peringkat kedua Asian Games. Torehan manis itu didapatkan saat kontingen Merah Putih menjadi tuan rumah pada 1962.
Saat itu, Indonesia mengoleksi 21 medali emas. Sebuah torehan terbaik sepanjang keikutsertaan Indonesia di pesta olahraga negara-negara Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat tahun, Indonesia mendapatkan empat medali emas. Empat emas itu didapatkan dari bulutangkis (dua), wushu (satu), dan lompat jauh (satu).
![]() |
Dalam kesepakatan kerja, prestasi itu menjadi tanggung jawab Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora). Dari perhitungan di atas kertas, Indonesia akan mencapai posisi itu jika berhasil meraih 16 medali emas.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana, menyebut peluang untuk mendapatkan 16 medali ada dari 134 nomor. Di Asian Games nanti dipentaskan 465 nomor. Emas dibidik dari cabang olahraga tambahan dan nonolimpiade.
"Tentu sumber emas pertama datangnya dari cabang pencak silat karena atlet kita juara dunianya," kata Mulyana yang juga dosen Universitas Negeri Jakarta itu.
"Pencak silat mempertandingkan 10 nomor tanding dan enam nomor seni. Dari jumlah itu, kami bisa maksimal antara tiga dan empat emas dari nomor seni dan dua atau tiga emas nomor tanding. Jadi bisa saja target emas yang diraih pencak silat minimal 5 emas," tutur dia.
![]() |
Hitungan itu didapatkan dari hasil manis pencak silat pada test event Asian Games 2018 di Februari. Pencak silat sukses memboyong tujuh medali emas.
"Lalu panjat tebing nomor speed nomor putra dan putri. Kemudian paralayang potensi dua medali emas dari enam nomor yang dipertandingkan, yaitu nomor ketepatan mendarat putra dan putri," katanya.
"Jetski, dari empat nomor event peluang kita dua emas bisa diambil dari nomor endurance runaboat dan runaboat 1100 super stock. Jumlah itu belum ditambah dengan peluang emas di cabang bridge yang dipatok dengan dua medali emas. Kemudian ada bulutangkis di nomor ganda campuran dan nomor ganda putra," dia menjelaskan.
Selain itu, Indonesia bisa memanfaatkan keuntungan yang didapatkan tuan rumah seperti yang sudah-sudah. Ya, tuan rumah bisa mengikuti sleuruh nomor yang dipertandingkan, sedangkan tim tamu dibatasi.
"Seperti cabang taekwondo, misalnya. Dari enam nomor yang dipertandingkan, tuan rumah boleh ikut semua. Tapi, Korea Selatan hanya bisa mengikuti empat nomor. Jadi, ada peluang, apalagi melihat hasil uji coba kemarin," ujar Mulyana.
![]() |
"Selain itu, membandingkan dengan Asian Games 2014 Incheon, Qatar yang menempati 10 besar Asia perolehan medalinya hanya 10 medali emas. Jadi dengan kita mengumpulkan 12 medali emas sebenarnya sudah bisa masuk. Bahkan, bisa masuk di nomor kedelapan atau kesembilan," Mulyana yang pernah menjabat sebagai ketua bidang pembinaan dan prestasi KONI tersebut.
Baca juga: Alarm di 25 Hari Menuju Asian Games 2018 |
Berikut potensi medali emas Indonesia di Asian Games 2018:
Pencak silat: 5 emas (dua nomor tanding dan tiga nomor seni)
Bridge : 2 emas (tim putra dan ganda campuran)
Taekwondo : 1 emas (poomsae putri)
Panjat tebing : 2 emas (speed tunggal putra dan tunggal putri)
Jetski : 2 emas (endurance runaboat dan runaboat 1100 super stock)
Bulutangkis : 2 emas (ganda campuran dan ganda putra)
Paralayang : 2 medali emas (ketepatan mendarat putra dan putri)
Potensi lainnya :
Rowing : 2 emas (LM8+ dan LM4-)
Wushu : 2 emas (taijiquan dan taijiquan putri)
Angkat besi : 2 emas (kelas 62 kg dan 48 kg)
Baca juga: Asa Sepakbola Indonesia di Asian Games 2018 |