Sebanyak 20 penari dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kecamatan Girsang Sipanganbolon melakukan gladi bersih tarian Selasa (31/7/2018). Mereka diiringi musik dari mulai gendang, gong, suling, hingga serunai yang mainkan oleh sekumpulan anak muda hingga bapak-bapak tua di siang bolong.
Irma Pakpahan, salah satu penari, mengatakan tarian ini untuk menyambut acara penyambutan api obor Asian Games. Sesuai jadwal, api obor yang saat ini tengah singgah di Aceh, akan tiba di kota Parapat pada Selasa (31/7/2018) malam dan kemudian diinapkan di rumah pengasingan Soekarno, kemudian mulai dikirab pada keesokan harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bangga karena memang secara khusus Kabupaten Simalungun jadi salah satu tempat untuk kirab obor Asian Games," kata Irma di sela-sela latihannya.
"Suatu kepercayaan juga buat kami masyarakat, apalagi sebelumnya ada kejadian tenggelamnya kapal KM. Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba," ujarnya kemudian.
![]() |
"Tentu ini menjadi kesempatan dan kepercayaan publik bahwa di sini aman. Harapan kami seperti itu," dia menambahkan.
Kepala Seksi Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Riten Sipayung, menjelaskan tarian yang dipilih adalah tari Haroan Bolon. Itu merupakan salah satu tarian tradisional Simalungun yang memiliki makna gotong royong.
Dari data yang dikumpulkan detikSport, Haruan Bolon merupakan ciptaan Tuan Taralamsyah Saragih pada tahun 1959. Haroan Bolon merupakan tarian kolosal yang berkisah tentang rangkaian proses kerja disawah mulai dari, pembibitan, menanam benih, perawatan, panen, hingga pada proses menumbuk padi menjadi beras.
"Pertama kami sambut dengan tradisi Simalungun dan diiringi juga dengan musik dan tarian tor-tor gotong royong. Nah, obor nasional juga kami sambut dengan gotong royong oleh seluruh warga Simalungun," kata Riten, terpisah.
Dalam acara itu, diturunkan 40 penari, kemudian ditambah masyarakat Simalungun 10 ribuan orang.
"Jadi semua orang akan kami ajak ikut menari di depan Danau Toba ini. Dan kami sambut dengan tarian Haruan Bolon itu tadi yang merupakan sifat kegotongroyongan Simalungun," ujar dia.
"Asian Games itu Indonesia. Sama, Simalungun juga adalah Indonesia. Apa yang terjadi di Palembang dan Jakarta, kami ikut merasakannya. Masyarakat antusias lah dengan acara ini," Riten menjelaskan.
"Pertama dengan adanya dijadikan tempat penyambutan obor, kami selaku masyarakat Simalungun bangga. Selain itu, tentu meningkatkan pariwisata," dia menyebutkan.
"Kalau dibilang mengembalikan kepercayaan tidak juga karena itu bencana alam. Walau dibalik itu ada kesalahn kita juga tapi itu pengaruh dari bencana alam. Tapi kami sudah mengetahui semua dan kaminkomitmen bahwa Danau Toba pantas dinikmati," dia menambahkan.
(mcy/fem)