Tim panjat tebing Indonesia akan terdiri dari kombinasi pemain senior dan junior. Atlet senior berjumlah 16 senior, sisanya atlet junior
"Kita ditargetkan dua emas. Ditargetkan segitu oleh pemerintah, kita akan memberikan yang terbaik," ujar Caly saat berbincang dengan detikcom di EIGER Adventure Store, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Kamis (9/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disinggung soal lawan terkuat, Caly menyebut Iran. Di Asian Games 2018, Iran akan diperkuat oleh Reza Alipour, yang kini memegang rekor dunia dengan catatan 5,48 detik.
Sementara untuk kelas bouldering, Indonesia tidak menargetkan medali. Sebab khusus kelas ini Indonesia menerjunkan atlet junior yang masih duduk di bangku SMA dan baru memulai kuliah.
"Kita siapkan atlet junior tujuannya untuk regenerasi. Karena target kita mereka disiapkan untuk olimpiade 2020. Dan saya lihat untuk kelas ini masih didominasi oleh Jepang, Korea dan China," ujarnya.
Secara keseluruhan, kata Caly, atlet dan tim telah siap untuk menghadapi Asian Games 2018. Rencananya mereka akan mulai berangkat ke Jakabaring Sport City, Palembang pada 20 Agustus untuk mulai berlaga pada 23 Agustus mendatang.
Dukungan Industri Lokal
Dalam Asian Games 2018 ini Timnas Panjat Tebing Indonesia mendapat dukungan dari produsen lokal alat-alat petualangan alam tropis, EIGER. Produsen asal Kota Bandung ini memberikan dukungan berupa perlengkapan yang akan digunakan tim selama pertandingan.
"Dukungan ini muncul dari persamaan visi kami yang ingin memajukan prestasi anak bangsa di ajang internasional. Selain itu tentunya untuk menunjukan kualitas produk kami kepada dunia," ucap GM Marketing EIGER Harimula Muharam pada detikcom.
Terkait dukungan itu Kepala Pelatih Timnas Panjat Tebing Indonesia Caly Setiawan mengatakan timnya selalu mendahulukan industri lokal dibanding dengan produk asal luar negeri dalam memberikan dukungan.
Namun ia berharap dukungan tersebut tidak sebatas untuk Asian Games 2018, namun bisa terus berlanjut hingga timnya melakukan pertandingan-pertandingan kelas dunia lain atau setidaknya sampai Olimpiade 2020 mendatang.
"Kita butuh suporting dari dunia bisnis seperi EIGER. Karena di tahun 2018 ini saja setelah Asian Games 2018 ada delapan kejuaraan internasional lain yang menunggu. Karena tim sudah dikelola secara profesional dan modern, maka kita harap ada dukungan dunia bisnis yang lebih komitmen pada kita," ujar Caly. (din/fem)