Hari kelima di Singapura pada SEA Games 2015 menjadi waktu yang amat berat bagi Siman dan tim renang Indonesia. Selama lima hari itu, renang Merah Putih belum juga mendulang medali emas.
Siman dijadwalkan mentas pada hari keenam. Dia turun untuk nomor 50 meter gaya punggung, nomor spesialisnya.
Sebagai salah satu perenang terbaik, enam medali emas SEA Games 2011 dan 2013, serta usia yang masih cukup muda, Siman menjadi harapan terbesar Indonesia untuk membuka lumbung emas.
Baca juga: Asian Games 2018: Kesempatan Penebusan Siman |
"Pelatih ngomong juga kalau emasnya ada di aku. Enggak cuma dia, tapi semua orang ngomong kalau emasnya ada di aku. Rasanya gila!" kata Siman dalam wawancara One on One detikSport.
Tekanan itu betul-betul membuat Siman gemetaran. Dia tak bisa tampil dengan santai.
Di akhir perlombaan, Siman gagal. Dia finis kedua. Tampil lagi di nomor 100 meter, Siman juga tak berhasil. Dia juga meraih perak dari nomor tersebut.
"Setelah finis nomor 50 meter itu, dengan aku dapat perak, aku kecewa berat sampai nangis," ujar Siman.
"Indra (Gunawan, perenang yang lebih senior) justru enggak di-pressure. Semua mengarah ke aku. Itu pertama kali kualami dan besar banget damage-nya ke aku," tutur perenang 23 tahun itu.
Pulang dari Singapura, Siman tak mau terlarut dengan kekecewaan itu. Dia berlatih lebih giat. Dia juga lebih mengenal alarm tubuhnya saat tertekan dan emosional.
"Aku berusaha bangkit lagi. Ternyata saat balik latihan lagi, aku sudah lupa. Tapi, kegagalan itu snagat membekas. Dari sana aku belajar bagaimana menghadapi tekanan yang sangat besar," ujar Siman.
Beruntung Siman juga didukung oleh barisan pelatih dan rekan satu tim yang saling mendukung. Sejak insiden di SEA Games 2015 Singapura itu, pelatih tak pernah lagi bicara soal target menjelang pertandingan.
"Aku sudah belajar. Aku selalu bilang ke diri aku untuk petik pelajaran ke diri aku dan tim pelatih sudah belajar. DI SEA Games 2017 Malaysia, mereka enggak force aku. Mereka bilang good luck ke aku, mereka enggak bocorin kalau Pak Imam (Nahrawi, menpora) nonton. Aku ennggak tahu. Barulah setelah selesai pelatih ngomong kalau aku disaksikan oleh menteri," dia menambahkan.
"Saat tampil di kejuaraan dan aku merasa tanganku mulai dingin berarti aku harus pandai-pandai meredakan keteganganku. Aku mulai dengerin musik atau apa saja yang bisa bikin aku rileks," dia menambahkan.
KIni, menjelang Asian Games 2018 pun, Siman tidak diproteksi secara berlebihan. Pelatih Siman, Albert C Sutanto, membiarkan Siman mengontrol tekanan dari publik dan media. Dia percaya Siman mampu menanganinya.
"Siman menyadari betul tugasnya di Asian Games. Siman tahu beban di Asian Games nanti dan dia menyadari beban terberat ada di punggungnya," kata Albert.
(fem/fem)