.webp)
Pemerintah sudah memberikan bonus kepada para atlet peraih medali mulai dari emas, perak, dan perunggu, di Istana Negara, Minggu (2/9/2018) tadi. Terkait bonus tersebut, para atlet tak hanya mendapatkan dari pemerintah tapi juga dari pengurus organisasi tempatnya bernaung.
Salah satunya adalah PB ISSI yang memberikan bonus tambahan untuk para atlet yang berprestasi di Asian Games kemarin. Bonusnya pun tak main-main, karena selain uang sejumlah Rp 1 miliar, para peraih medali emas di cabor sepeda juga mendapat rumah.
"Sepeda kita juga ada bonusnya. Untuk emas kita kasih Rp 1 miliar dari PB ISSI. Satu emas satu miliar dan satu rumah. Jadi emasnya 1 miliar, peraknya Rp 250 juta dan perunggunya Rp 100 juta," kata Ketum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, kepada wartawan.
Dia mengatakan, uang bonus dari pemerintah kepada atlet sepeda yang berprestasi tidak akan diganggu PB ISSI. Justru pihaknya memberikan tambahan sebagai bentuk apresiasi PB ISSI terhadap atlet yang terlah berjuang mengharumkan nama bangsa.
"Atlet itu yang justru kita prioritaskan," sambungnya.
Terkait dengan bonus yang diberikan oleh pemerintah, Okto mengapresiasinya. Terlebih bonus ini langsung diberikan sebelum penutupan Asian Games dilakukan.
"Ini konkret. Para atlet itukan prestasinya itu tidak dibuat dalam satu malam. Jadi prestasi itu selalu butuh proses. Kalau kita di sepeda, balap sepeda di ISSI kita punya enam fokus ke depan."
"Pertama atlet, kedua pelatih, ketiga komiser atau wasit, keempat event, kelima venue, keenam baru administrasi organisasi. Semua kita kerjakan tahapan-tahapan kita lalui. Setelah itu ya Alhamdulillah, setelah 56 tahun akhirnya PB ISSI kembali lagi bisa menjemput 2 emas, 1 perak dan 2 perunggu," paparnya.
Tak hanya mengapresiasi pemberian bonus kepada para atlet, Okto juga mengapresiasi langkah pemerintah yang juga memberikan bonus kepada para pelatih.
"Pak Menpora, Bu Menko PMK tentu atas arahan Presiden tentunya membuat langkah besar dalam dunia olahraga, yaitu memberikan bonus kepada pelatih. Jangan sampai kita lupa, kita suka fokus pada bonus atlet. Atlet itu banyak yang kasih bonus, tapi pelatih hampir sering dilupakan."
"Padahal pelatih selalu bangun terlebih dahulu dari atlet. Pelatih selalu nungguin atletnya. Jadi mereka juga tidak boleh dilupakan karena satu atlet bisa berprestasi untuk dirinya sendiri. Tapi satu pelatih bisa berprestasi untuk banyak atlet," tutupnya.
Tonton juga 'Rifki Berencana Berangkatkan Haji Ortu dari Bonus Asian Games':
(jor/mrp)
