Kunci Pencak Silat Tampil Sip di Asian Games 2018

Kunci Pencak Silat Tampil Sip di Asian Games 2018

Mercy Raya - Sport
Senin, 03 Sep 2018 17:56 WIB
Pencak silat berjaya di Asian Games 2018 (Grandyos Zafna/detikSport)
Jakarta - Pencak silat mempersembahkan 14 medali emas di Asian Games 2018. Sukses itu salah satunya karena penerapan ilmu sport science.

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menyiapkan 22 atlet yang turun di Asian Games. Ada 14 medali emas sukses mereka rebut dari 16 nomor yang dipertandingkan selama tiga hari di Padepokan Pencak Silat.

Banyak yang menilai keberhasilan pencak silat karena penilaian subjektif semata. Padahal dalam pelatihan pencak silat ada beberapa unsur yang mendukung sehingga hasilnya optimal.






Pelatih kepala pencak silat, Rony Syaifullah, mengatakan persiapan pencak silat menuju Asian Games sudah dimulai sejak SEA Games kemarin hingga Asian Games .

Dalam programnya ada beberapa perencanaan yang disiapkan secara matang. Dimulai dari menyiapkan periodesasi kemudian diperkuat oleh program nutrisi, psikologi, recoveri.

"Nah itu yang kami jadikan satu kesatuan program itu menuju high perfomance program," kata Rony kepada detikSport, pada Senin (3/9/2018).

"Selain itu, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berupa pelatih, dokter, psikolog, masseur, termasuk ketersediaan nutrisi, vitamin yang menunjang perfoma atlet, dari sana ke beberapa komponen menjadikan pesilat ini kami format menjadi pemenang di Asian Games ini," tambahnya.

Lebih lanjut dosen Universitas Sebelas Maret Solo itu menyebut ada tiga sesi latihan yang dilakoni oleh atletnya. Dua sesi latihan secara umum masing-masing dua jam pagi dan sore lalu satu sesi latihan khusus per individu selama satu sampai 1,5 jam.






"Materinya pun variatif ada khusus fisik untuk menjadi menjadikan pondasi teknik. Sementara, khusus latihan teknik untuk menjadi juara adalah khusus jurusnya. Nah kami matangkan atau tambah kalau ada yang kurang. Kalau tidak ada yang bisa digunakan kami hapus," paparnya.

Begitu juga untuk nutrisi dan jam istirahat para atlet. Setiap atlet minimal harus punya nutrisi yang cukup ketika akan latihan meski harus menyesuaikan programnya.

Semisal ketika berbicara fase latihan tentu harus banyak protein dan lemak. Banyak protein untuk menggantikan sel-sel selaput otot yang rusak. Malah jika makan protein juga dapat mengembalikan posisi semula dan memperkuat otot. Sementara pada fase kompetisi maka karbohidrat sangat dibutuhkan.

"Pagi itu misalnya roti dan susu. Kebetulan ketersedian di hotel Solo komplet. Jadi banyak pilihan. Kalau padepokan roti tawar, sebenarnya yang wajib roti gandum. Baru latihan 1 sampai 2 jam lalu makan siang sesuai dengan fase program atletnya."

"Kalau makan malam 6 sampai 7 malam. Lewat itu tak boleh. Tapi kadang ada yang berat badan kurang itu ada makan karena ada snack," ujarnya.

Di sisi lain, dia menambahkan, setiap atlet juga harus ditunjang dengan jam istirahat yang cukup minimal 7 sampai delapan jam. "Tidur pukul 21.00 WIB sampai maksimal 22.00 WIB kemudian bangun pukul 05.00 WIB."







Semakin ketat karena setiap jam makan ada satu pelatih yang memantau langsung kedisiplinan atlet. Begitu saat latihan, masing-masing pelatih sedikitnya menangani dua atau tiga atlet.

"Yang jelas secara menu tetap kami pantau. Jadi kalau makan itu wajib sama-sama dan kami lihat mana yang makan atau tidak. Jadi setiap makan ada pelatih yang menunggu. Jadi kalau ada yang tidak makan pelatih suka go food atau apa. Nah dari go food kami cek. Siapa yang pesan. Pesannya apa? Kalau pesanannya sampah ya kami stop. Kalau pesannya tambahan asupan menu bagus gak masalah," katanya.

Beruntungnya pencak silat karena merupakan cabang andalan sehingga banyak disokong oleh tim support baik dari KONI l, Kemenpora, maupun tim CdM. Seperti pemerintah mensupport sedikitnya lima tenaga ahli dari mulai dokter, dua tim recovery, satu bagian keuangan, dan satu lainnya bagian administrasi.

Sementara IPSI sejatinya sudah memiliki staf-staf yang selalu ada di padepokan."Jadi misal mengurusi peralatan tempat latihan ada dikhususkan sendiri. Sport science nutrisi, masseur, terapi, kalau untuk kepelatihan karena bidang kepelatihannya dokter di UNJ."

"Dia narasumber kami di kepelatihan dan ada satu masseur yang melekat pada kami. Nutrisi dan psikolog itu dari KONI dan tim cdm. Psikolog banyak karena cabor kami yang andalkan," tutup pria yang bergelar doktor tersebut.






Tonton juga 'Enam Atlet Silat Peraih Medali Emas Diarak Warga Garut':

[Gambas:Video 20detik]



Kunci Pencak Silat Tampil Sip di Asian Games 2018
(mcy/mrp)

Hide Ads