.webp)
Edgar masih muda. Asian Games 2018 ini menjadi debutnya. Pewushu 19 tahun itu pun tak dibebani target oleh Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) saat tampil di Asian Games 2018 di JIEXpo, Kemayoran.
Meski begitu, dia memiliki bekal lumayan. Edgar adalah juara dunia wushu 2016. Nomor spesialisnya changquan alias tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertarung dengan 16 pewushu dari 13 negara lain, Edgar mendapatkan nilai 9,72. Dia cuma kalah dari Sun Peiyuan dari China dengan nilai 9,75.
"Prestasi di Asian Games puas karena saya tak target tapi puji Tuhan dapat medali perak. Saya bersyukur banget," kata Edgar ketika ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Menariknya, Edgar cuma kalah dari Sun Peiyun, yang merupakan salah satu pewushu idolanya sejak kecil. Berusia 29 tahun, Peiyun merupakan juara dunia 2011 (daoshu) dan 2015 (changquan), serta medali emas Asian Games 2014 Incheon.
"Saat saya tampil ya berusaha tidak memikirkan karena malah buat tegang. Jadi kemarin tanding mikir sendiri saja. Nilai orang pun tak dipikirkan. Jadi fokus ke diri sendiri ternyata pas keluar nilai hanya tipis dengan idola saya. Ini jadi suatu kebanggaan juga sih," kata atlet berusia 19 tahun ini.
Selain berprestasi di wushu, Edgar juga cemerlang saat masih duduk di bangku sekolah. Pewushu kelahiran Jakarta, 16 Desember 1998 itu berhasil menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA di Jubille School dalam tempo empat tahun.
Saat ini, dia vakum dari pendidikan. Lo Tjhiang Meng dan Maria Caecilia Nureka itu memang berkonsentrasi untuk tampil di Asian Games lebih dulu.
Tonton juga 'Potret Edgar, Atlet Wushu Peraih Medali Pertama untuk Indonesia':
 |
