Tenis meja Indonesia menurunkan 32 petenisnya pada pesta olahraga mulai 6-13 Oktober itu. Mereka terdiri dari 20 atlet putra dan 12 atlet putri. Atlet kelas 1 sampai 5 bersaing di kelompok kursi roda, sementara kelas 6 sampai 11 merupakan atlet tenis meja yang memainkan bola pingpongnya dengan berdiri namun dibagi lagi sesuai klasifikasinya (tingkat keterbatasannya).
Pelatih tenis meja ke Asian Para Games, Bayu Widi Hapsara Purba, mengatakan atlet nasional tenis meja disabilitas sudah dalam kondisi siap tempur. Kini, mereka tinggal mematangkan teknik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Tim Renang Indonesia Yakin Dapat Emas di Asian Para Games 2018
Bayu memprediksi China menjadi lawan terberat di Asian Para Games 2018. Selain memiliki atlet berkualitas, China kekuatan justru sulit dibaca karena absen dari dua laga uji coba terakhir.
"Selain China, Jepang juga bagus-bagus karena memang mereka yang mendominasi di peringkat dunia. Kita ada nomor dua dunia atas nama David Jacob. Sementara negara lain seperti Sri Lanka dan Thailand juga ada yang bagus tapi hanya satu," ujarnya.
Patok 2 Medali Emas
Di Asian Para Games, tenis meja mematok target dua medali emas. Itu dari nomor ganda putra kelas 10 atas nama David Jacob dengan Pomet Akbar, serta kelas 5 putra atas nama Tatok Hardianto dengan Agus Sutanto.
"Putri sebenarnya bisa cuma rangking dunia memanv jauh. Tapi tak tertutup kemungkinan bakal ada kejutan medali. Kami ingin mencuri medali di kelas 8 putri. Insyallah tapi kalau ganda putrinya diadakan. Dan tergantung klasifikasi juga," dia berharap.
Baca Juga: Lanjutkan Gairah Asian Games, Asian Para Games Jangan Melempem!
Tonton juga '270 Bus Low Deck Disiapkan untuk Atlet Asian Para Games':
(mcy/fem)