Hal itu diingatkan oleh pelatih tim bulutangkis Indonesia untuk Asian Para Games 2018, M. Nurrochman, yang akan terdiri dari 22 atlet difabel (6 putra, 16 putri).
"Saat ini kami fokus agar atlet jangan sampai mereka sakit. Karena kalau sakit itu pengaruhnya besar sekali. Kami sudah melakukan latihan kira-kira 10 bulan, kalau cedera, latihan yang sudah dilakukan sayang sekali," kata Nurrochman saat dihubungi wartawan, Senin (17/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurrochman menyebutkan beberapa hal yang dia soroti. Selain makanan harus teratur hingga minum obat harus sesuai anjuran dokter.
"Pola hidup atlet. Kalau bagus, mereka akan sehat dan baik-baik saja. Makanan harus diatur, banyak minum air putih, dan tidak meminum obat sembarangan. Obat harus melalui sepengetahuan dokter. Istirahat yang cukup," paparnya.
Secara spefisik ia menyebutkan, idealnya atlet dapat memenuhi kebutuhan tidur selama 8 jam. Konsekuensinya, mereka tak boleh tidur terlalu larut, apalagi mendekati pertandingan.
"Saat ini porsi latihan fitnes dan fisik itu sudah dikurangi. Apalagi fitnes, sudah tidak ada lagi. Hanya perengangan saja. Masing-masing nomor tentu berbeda. Setiap hari kami adakan game di pagi hari, kalau sore tetap ada jogging. Tapi, latihan berat seperti fisik sudah tidak ada lagi. Kita menjaga kebugaran saja," ujarnya.
Asian Para Games 2018 digelar 6 sampai 13 Oktober di Jakarta.
(mcy/a2s)