INAPGOC bekerjasama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya, menyediakan 20 bus dalam simulasi itu. Rombongan bus berangkat secara bertahap dari wisma atlet Kemayoran, Jakarta Pusat menuju Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, pukul 09.00 WIB.
DetikSport berkesempatan ikut dalam bus yang berada di urutan akhir tahap pemberangkatan. Ada tiga bus yang berangkat saat itu dengan pengawalan sekitar enam vooridjer dan satu minibus dari Kemenhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam bus itu juga ada rombongan dan Dinas Perhubungan dan staf INAPGOC divisi transportasi. Dalam rentang waktu kurang lebih setengah jam tersebut ada dua jalur yang ditutup yakni saat masuk tol Ancol dan keluar tol JCC, Senayan.
Tak hanya itu, beberapa ruas jalan juga dijaga ketat oleh polisi untuk mengamankan kendaraan. Dari hasil simulasi, hanya butuh waktu 36 menit untuk mencapai stadion akuatik dari wisma atlet Kemayoran.
"Jika melihat hasil simulasi tadi memang hasil yang dicapai cukup baik yaitu 36 menit. Jadi kami punya ruang untuk mempercepat atau memperlambat kepada penumpang yang dibawa saat itu. Karena ada beberapa atlet yang berbeda kategorinya. Jadi bisa diperlambat atau percepat sesuai standar keamanan keamanan atlet," kata Direktur transportasi INAPGOC, Adrianto Djokosoetono, setibanya di stadion akuatik.
"Ini simulasi akhir sebenarnya. Sebelumnya ada tes event. Dari sana melakukan perbaikan termasuk rampnya, sehingga saat sekarang pengecekan hasil terakhir," tambahnya.
Salah satu pengguna kursi roda yang ikut simulasi, Ivo Shadan, yang juga koordinator volunter disabilitas divisi transportasi, mengaku merasa aman selama perjalanan. Tidak ada goncangan atau bahkan jarak waktu yang harus ia tempuh dari Kemayoran sampai ke GBK.
"Kalau tadi saya merasa kecepatannya nyaman ya. Kemudian ramp untuk kami pengguna kursi roda saat masuk dan keluar bus bagus. Kemiringannya hanya 20 derajat, dan tumpuannya pas di trotoar, sehingga tak terlalu curam. Jadi aman buat kami," kata Ivo.
"Soal waktu 36 menit juga masih umum. Kecuali di atas satu jam itu sudah pasti tidak nyaman bagi atlet. Apalagi yang pengguna wheelchair dengan status cedera saraf tulang belakang itu tidak bisa terlalu lama duduk. Kecuali tempat duduknya bisa disenderkan mungkin bisa lebih lama duduk, tapi kan ada beberapa wheelchair yang tidak memiliki fasilitas itu," dia menjelaskan. (mcy/rin)