Tampil di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis (11/10/2018), Sriyanti harus puas dengan medali perak di kelas 86 kg. Dia kalah tipis dengan wakil Korea Selatan, Lee Hyungjung.
Sriyanti membukukan angkatan terbaik 118 kg. Angka itu setara dengan pencapaian peraih medali emas, Hyunjung. Tapi, Sri memiliki bobot lebih berat ketimbang atlet dari negeri Ginseng itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri pun harus puas dengan posisi runner up. Sementara, peraih medali perunggu menjadi milik wakil Filipina, Adeline Ancheta, yang hanya mampu mencatat angkatan terbaiknya 107 kg.
"Senang tapi ada rasa kecewa sedikit juga karena kalah di berat badannya. Sakit hati lah, tapi semoga ke depan lebih baik lagi," kata Sri, usai pengalungan medali.
"Tadi sempat salah strategi saat di angkatan pertama. Ditulis 114 kg padahal seharusnya 118 kg dan waktu mau ganti sudah ditutup. Jadi ya sudah. Untungnya di angkatan berikutnya berhasil juga," dia menambahkan.
Di kelas berbeda, di atas 86 kg, Ni Nengah Widiasih, hanya mampu berada di peringkat ketiga. Gagal di angkatan pertama 95 kg, Ni Nengah berhasil di angkatan kedua dengan berat yang sama. Namun di angkatan ketiga dia gagal ketika akan menjajal berat 97 kg.
Sementara, emas direbut atlet China Zheng feifei, dengan angkatan 139 kg. Feifei sekaligus memecahkan rekor Asia milik lifter China, Fengmei Li, di Jepang 2018. Angkatan terbaiknya 138 kg. Dan game record yang sebelumnya dimiliki lifter China juga, Xue mei Dung, pada saat Asian Para Games 2014 Incheon. Angkatannya 112 kg.
"Angkatan pertama itu gagal karena saya memantulkannya tdua kali ke dada. harusnya sekali, tekel, kemudian naik.Sempat berpikir aduh kok bisa tapi saya berpikir masih ada kesempatan di angkatan kedua dan berhasil. Tapi malah angkatan ketiganya saya terlalu lambat (lama) akhirnya gagal juga," kata Nengah.
"Ini di luar dugaan saya karena awalnya tanpa target. Bersyukur banget bisa mendapat perunggu di sini," dia menegaskan.
Tonton juga 'Tiga Srikandi Indonesia Raih Medali Lari 100 Meter':
(mcy/fem)