Dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NOC mengatur pemotongan bonus yang didapatkan atlet dari pemerintah. Bahwa setiap atlet berkewajiban untuk memberikan 30 persen dari bonus yang dia terima kepada NPC.
Aturan kontribusi yang diklaim sudah lama ada itu mengemuka belakangan ini, seiring usianya Asian Para Games 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jendi tak mempermasalahkan aturan itu. Dia juga sudah mengetahuinya. Perenang asal Sumatera Selatan itu hanya meminta agar pemanfaatan anggaran bisa dipertanggungjawabkan.
"Dan selama ini memang untuk uji coba, untuk atlet juga kok intinya, dari atlet untuk atlet. Kita kan ada biaya ke luar negeri," kata Jendi saat dikonfirmasi, Kamis (18/10/2018).
"Tidak apa-apa lah, yang penting kita bersyukur saja. Itu kan membantu NPC. Selama itu bisa dipertannggungjawabkan," ujar dia.
Hal yang sama diungkapkan Syuci Indriani, peraih empat medali untuk Indonesia di Asian Para Games. Dia tidak keberatan karena itu kewajiban setiap atlet.
"Itu kewajiban dan kebijakan dari NPC. Nama saya juga dibesarkan dari NPC jadi saya tidak terlalu dengan kontribusi itu. Percaya saja," kata Syuci.
Marinus Melianus Yowei, peraih medali tiga medali emas ASEAN Para Games 2017 Malaysia, memaklumi situasi tersebut. Apalagi, NPC kerap kesulitan dana karena terlambat penyaluran dari pemerintah.
"NPC itu kan lambat soal dana. Berangkat keluar negeri lambat, nah biayanya itu yang kami pakai," kata Marinus.
"Harapan kami tidak potong juga bagus, tapi atlet juga bersyukur. Lalu dengan Kemenpora sudah lancar, jadi (jika) potongan itu sudah tidak ada lagi ya bagus juga," dia menjelaskan.
Baca juga: Ni Made Arianti Berlari dengan Sebelah Mata |
(mcy/fem)