Beda Kuota PABBSI dan Kemenpora soal Lifter ke Kualifikasi Olimpiade 2020

Beda Kuota PABBSI dan Kemenpora soal Lifter ke Kualifikasi Olimpiade 2020

Mercy Raya - Sport
Jumat, 09 Nov 2018 13:27 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kemenpora selektif dalam mendukung angkat besi ke kualifikasi Olimpiade 2020. Hanya mendukung nomor tertentu.

Pemerintah membuat acuan untuk Indonesia ke Olimpiade 2020 Tokyo. Mereka menyebut 96 nomor pertandingan yang berpotensi lolos kualifikasi olimpiade itu. Di antaranya, nomor-nomor dari cabang olahraga angkat besi.

Dari cabang olahraga angkat besi itu, Kemenpora memprediksi tiket olimpiade bisa diraih dari empat kelas. Yakni, Eko Yuli Irawan di kelas 61 kg, Deni (67 kg), Triyatno (73 kg), dan Sri Wahuni Agustiani (49 kg). Kemenpora merujuk prestasi atlet-atlet sejauh ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Artinya, hanya empat lifter itu yang mendapatkan dukungan prioritas dari pemerintah untuk dikirim ke seluruh seri kualifikasi olimpiade. Dari tujuh jadwal kualifikasi Olimpiade 2020, masih tersisa lima seri kejuaraan pada 2019 dan satu seri di 2020.

Kuota dari pemerintah itu menjadi masalah bagi PP PABBSI. Sebab, federasi angkat berat dan angkat besi Indonesia itu memberi tempat kepada sepuluh lifter untuk bertarung di kualifikasi Olimpiade 2020. Sebanyak 10 lifter itu bertarung di tujuh nomor yang olimpiade. Mereka adalah Yolanda Putri dan Sri Wahyuni (49 kg), Syarah Anggraini (55 kg), Acchedeta Jagadhita (59 kg), Nurul Akmal (+87kg), Eko Yuli Irawan dan Surahmat Bin Suwoto Wijoyo (61 kg), Deni (67 kg), Triyatno (73 kg), dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg). PABBSI pun harus mencari dana tambahan untuk menyokong lifter yang tai dibiayai pemerintah.

"Itu kan prediksi kami berdasarkan prestasi, pasti teman cabor ingin mengusulkan. Pembuktian contohnya di Ashgabat ada 10 atlet yang dikirim tentu dari kami ada prioritas," kata Deputi IV bidang Peningkatan Olahraga Kemenpora, Mulyana.

"Pasti dukungan (anggaran) itu yang utama. Tapi kami juga ingin mengajak dunia usaha ikut membantu. Dalam arti menjadikan atlet sebagai brand ambassadornya. Sebagai contoh, kami bisa memanfaatkan prestasi Eko Yuli kepada perusahaan. Ini yang sedang kami rencanakan mengundang seluruh BUMN dan pihak perusahaan agar bisa berpartisipasi," ujarnya.

Sejauh ini, dari empat nama itu hanya Eko yang berhasil pada kualifikasi pertama di Kejuaraan Dunia 2018 Ashgabat. Ia menjadi juara dunia setelah mencatat total angkatan 317 kg (snatch 143 kg dan clean & jerk 174 kg). Tiga lifter lainnya lolos delapan besar, sedangkan enam atlet lainnya terlempar jauh dari target.

"Ini baru satu event. Sementara ada lima sampai enam seri lagi yang dapat diikuti. Tentu PB PABBSI harus buat perencanaan, berapa nomor pertandingan yang menjadi prioritas," ujar Mulyana.




Saksikan juga video 'Ini Rahasia Motivasi Lifter Eko Yuli':

[Gambas:Video 20detik]


Beda Kuota PABBSI dan Kemenpora soal Lifter ke Kualifikasi Olimpiade 2020
(mcy/fem)

Hide Ads